> >

Soal Nasib Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Pakar Tata Kota Sarankan Revitalisasi Kawasan

Update | 6 Maret 2023, 11:10 WIB
Ibu negara Iriana Jokowi menyapa korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang di pengungsian, Koja, Jakarta Utara, Minggu (6/3/2023). (Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Tata Kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menyarankan revitalisasi bagi warga yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran Depo Pertamina Plumpang atau Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023).

"Ada bagusnya kita mengedepankan revitalisasi kawasan yang ada di sekitarnya, membuat buffer zone," ujar Yayat di program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (6/3).

"Daripada kita memindahkan depo BBM-nya ke pulau reklamasi yang membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar, maka kita manfaatkan ini," imbuhnya.

Yayat menilai, pengendalian tata ruang di sekitar depo pertamina itu lemah karena tekanan perumahan yang makin besar, sehingga kawasan tersebut semakin terkepung permukiman warga.

Ia pun menyarankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atau Pertamina untuk memanfaatkan aset tanah yang dimiliki untuk melakukan revitalisasi dengan membangun rumah susun, tempat usaha, dan sebagainya.

Baca Juga: Ada Pencuri hingga Warga Selfie di TKP Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Polisi Siagakan 400 Aparat

Menurut Yayat, Pemprov DKI Jakarta telah memiliki pengalaman dalam menanggulangi korban kebakaran dengan cara revitalisasi sebelumnya. 

Ia menyarankan pihak terkait untuk menempatkan korban kebakaran ke tempat tinggal sementara atau shelter sambil menunggu pembangunan rumah baru.

"Bisa ditempatkan di rumah susun, atau dicarikan tempat kontrakan, bisa ke rumah saudara, atau ke rumah tempat tinggal saudara dan sebagainya," jelasnya.

"Selama masa enam bulan atau satu tahun harus ada konsep masterplan-nya yang bisa dikerjasamakan antara Pemprov DKI, Pertamina, BUMN, PUPR, dan Kementerian lainnya untuk bersinergi di dalamnya," imbuhnya.

Menurutnya, revitalisasi aset tanah yang dimiliki Pertamina, kementerian, atau Pemprov DKI yang bisa dimanfaatkan warga terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang sebaiknya segera dilakukan.

"Keberhasilan merelokasi warga dari sekitar depo BBM Plumpang itu akan menjadi model konsep bagi penataan kawasan-kawasan sentra vital negara di tempat lain," jelasnya.

Baca Juga: Tim DVI Polri Ungkap Jenazah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Sulit Diidentifikasi

Ia pun beranggapan, lokasi Depo Pertamina Plumpang sangat strategis dalam distribusi bahan bakar. Sebab telah ada pipa sepanjang kurang lebih 5 kilometer antara pelabuhan dengan depo. 

Selain itu, lokasi depo yang dekat dengan jalan tol juga memudahkan distribusi ke berbagai daerah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk segera mencari solusi dari kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Minggu (5/3/2023).

"Saya sudah perintahkan kepada Menteri BUMN dan juga Gubernur DKI untuk segera mencari solusi dari kejadian yang terjadi di Plumpang," kata Presiden Jokowi saat meninjau langsung posko pengungsian warga terdampak peristiwa kebakaran tersebut, Minggu (5/3) dipantau dari Breaking News, Kompas TV.

Ia pun mengarahkan dua pihak tersebut untuk segera memutuskan apakah akan melakukan relokasi warga atau memindahkan lokasi Depo Pertamina Plumpang ke area reklamasi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Lokasi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Zona Bahaya: Tak Bisa Lagi Ditinggali

"Bisa saja Plumpangnya (Depo Pertamina Plumpang -red) yang digeser ke reklamasi, atau penduduknya yang digeser ke relokasi," ujarnya.

Ia pun meminta Erick dan Budi untuk segera memutuskan solusi atas penanganan kebakaran Depo Pertamina Plumpang itu dalam waktu satu atau dua hari.

"Ini segera diputuskan sehari atau dua hari ini oleh Pertamina atau Gubernur DKI, sehingga solusinya menjadi jelas," tegas Jokowi.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU