Kapolda Papua Sebut KKB Pimpinan Egianus Kogoya Sering Berbaur dengan Masyarakat
Kriminal | 4 Maret 2023, 15:29 WIBJAYAPURA, KOMPAS.TV – Personel gabungan tidak bisa sembarangan bergerak dalam upayanya menyelamatkan Philip Mark Mehrtens, pilot Susi Air meski telah mengetahui lokasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut, KKB kerap membaur dengan masyarakat tanpa membawa senjata api.
Hal itu menyebabkan personel gabungan tak bisa sembarangan bergerak meski telah mengetahui posisi KKB Egianus Kogoya.
"Kelompok ini suka bergerilya dan menjadikan masyarakat sebagai sandaran sehingga kita harus sangat berhati-hati," kata Fakhiri di Jayapura, Sabtu (4/3/2023), dikutip Kompas.com.
Baca Juga: Jenazah Praka Jumardi yang Gugur Tertembak KKB Diberangkatkan ke Kampung Halaman Hari Ini
Oleh sebab itu, ia meminta pada semua pihak untuk bersabar, karena TNI-Polri tidak diam menghadapi penyanderaan warga negara Selandia Baru itu.
Dalam kesempatan itu, Fakhiri juga menjelaskan bahwa personel Polri-TNI berusaha menyelamatkan Kapten Philip dengan risiko paling kecil.
Selain faktor geografis dan minimnya infrastruktur telekomunikasi, personel gabungan tidak ingin operasi penyelamatan pilot asal Selandia Baru itu menimbulkan korban dari masyarakat sipil.
"Kami bersama-sama TNI sedang berupaya maksimal untuk melakukan negosiasi dan penegakan hukum secara teliti," ujarnya
Fakhiri juga menilai bahwa Egianus Kogoya adalah sosok militan dan sangat menguasai wilayah Nduga, sehingga personel gabungan kesulitan menentukan lokasi persembunyiannya.
Proses pencarian Kapten Philip, kata dia, dilakukan menggunakan transportasi udara.
"Memang membutuhkan waktu, saya berharap kita semua harus bersabar," kata Fakhiri.
Kapten Philip menjadi sandera KKB pada 7 Februari 2023, saat WN Selandia Baru itu membawa pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY mendarat di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Kala itu, Egianus Kogoya dan kelompoknya menyandera Kapten Philip saat ia mendarat dan membakar pesawatnya.
Penyanderaan tersebut juga mengakibtakna sejumlah warga di Distrik Paro mengungsi ke Distrik Kenyam sehingga wilayah tersebut menjadi kosong.
Pada 18-19 Februari 2022, Tim Gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di tiga lokasi berbeda.
Baca Juga: Coba Selamatkan Warga, Prajurit TNI Tewas Ditembak KKB di Kabupaten Puncak!
Hasilnya, puluhan barang bukti berhasil diamankan, mulai dari senjata api hingga kamera video profesional, serta alat komunikasi.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com