> >

Saat Mensos Risma Bersujud di Hadapan Guru Disabilitas

Sosial | 21 Februari 2023, 15:52 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini bersujud di kaki salah satu guru penyandang tunanetra, di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023). (Sumber: Tribun Jabar/Nazmi Abdurrhman)

BANDUNG, KOMPAS.TV  - Menteri Sosial Tri Rismaharini bersujud di kaki salah satu guru penyandang tunanetra, di Balai Wyata Guna, Kota Bandung, Selasa (21/2/2023).

Risma bersujud saat debat soal hibah dan perbaikan bangunan Sekolah Luar Biasa (SLB) A Padjadjaran.

Mengutip pemberitaan Tribunjabar.id, awalnya Risma melakukan kunjungan kerja ke Balai Wyata Guna, untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu.

Namun, sebelum memasuki aula lokasi penyerahan bantuan, ia mampir ke Cafe More yang dikelola penyandang disabilitas netra.

Di lokasi itu Risma melihat-lihat tanaman yang dibudidayakan oleh para difabel.

Saat berbincang dengan sejumlah difabel itu, seorang guru perwakilan SLB A Padjadjaran menagih janji Risma tentang hibah lahan milik Kementerian Sosial, yang saat ini digunakan sebagai sekolah untuk siswa tuna netra.

Menurut Risma, rencana pemberian hibah itu tidak dapat dilakukan, dan sebagai gantinya, sekolah tersebut akan ditambah ruang kelasnya, serta diperbaiki bangunannya.

"Mau diperbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra,” ujar Risma.

Tapi, sejumlah guru dan staf menolak tawaran Risma tersebut, karena mereka menginginkan agar Kemensos menghibahkan lahan tersebut.

Baca Juga: Dicecar DPR, Begini Jawaban Mensos Risma soal Dana Kemiskinan Rp500 T Habis Buat Rapat

Tri, salah satu guru tuna netra menegaskan kepada Risma bahwa permintaan hibah itu bukan untuk kepentingan pribadinya.

"Terkait itu, waktu itu ibu pernah janji menghibahkan ini (lahan). Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi, bu, tolong direalisasikan," ujar Tri.

Risma lalu menegaskan bahwa pemberian hibah sulit dilakukan karena posisi tanahnya berada di tengah.

"Ini susah, karena tanahnya ada di tengah gini, saya enggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama (milik) negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki, ini kafe juga kami bangun untuk disabilitas," jawab Risma.

 

"Makanya bu, kata saya kita berbagi," ujar Risma.

Sejumlah staf lain pun kemudian turut mendesak Risma agar memenuhi janjinya menghibahkan lahan sekolah milik Kementerian Sosial tersebut.

Namun, Risma tetap tidak bisa hingga akhirnya mantan Wali Kota Surabaya itu pun sujud, di kaki salah satu guru tunanetra.

"Saya sujud," ujar Risma sambil membungkuk sujud, ke kaki pengajar itu.

Staf Kementerian Sosial langsung menghampiri dan membangunkan Risma. Sementara itu, pengajar perempuan tunanetra itu masih terus berbicara.

"Jangan begitu ibu. Bukan seperti ini maksudnya," ujar Tri, sambil menangis.

Risma meminta agar tidak ada orang yang berbisik-bisik terkait dengan kondisi di Wyata Guna, dan menyebut bahwa Kemensos bakal membantu masyarakat yang membutuhkan, termasuk pendidikan hingga kemandiriannya.

Menurut Risma, Balai Wyata Guna harus digunakan untuk seluruh penyandang disabilitas, bukan hanya penyandang tunanetra saja.

Jika gedung itu dihibahkan dan hanya dipakai oleh penyandang disabilitas netra, Risma khawatir ada anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya yang tidak terakomodir di Wyata Guna.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : tribunjabar.id


TERBARU