Gempa Turki Disebut Paling Mematikan Nomor 5, Ternyata Nomor 1 di Indonesia
Peristiwa | 17 Februari 2023, 12:39 WIBKOMPAS.TV – Korban tewas akibat gempa bumi M 7,8 Turki dan Suriah mencapai setidaknya 41.000 orang per Jumat (17/2/2023) dan diperkirakan terus bertambah. Mengingat, sampai saat ini upaya evakuasi masih terus dilakukan.
Gempa yang terjadi pada 6 Februari 2023 tersebut menempati peringkat 5 gempa mematikan sepanjang abad ke-21.
Mengejutkannya, mengacu pada World Risk Index 2022 yang dilansir dari Kompas.id, Indonesia sebenarnya jauh lebih rentan bencana dibandingkan Turki. Lantas, gempa terburuk berdasarkan jumlah korban tewas yang pernah terjadi di mana saja? Berikut daftarnya;
1. Aceh, Indonesia (230.000 korban jiwa)
Gempa bumi M 9,1 yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi bencana paling mematikan di abad ke-21. Setidaknya 230.000 orang di Asia Tenggara tewas akibat gempa yang diikuti tsunami berketinggian hingga 30 meter tersebut.
Sebanyak 170.000 korban berasal dari Indonesia, terutama dari Kota Banda Aceh.
2. Haiti (200.000 korban jiwa)
Di peringkat kedua, gempa M 7 yang terjadi di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, pada 14 Agustus 2010. Gempa ini menewaskan 200.000 orang. Kemudian, menyebabkan 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur lemah Haiti.
3. Sichuan, China (87.000 korban jiwa)
Selanjutnya, sebanyak 87.000 orang tewas saat gempa M 7,9 yang melanda Provinsi Sichuan, China, pada 12 Mei 2008 di siang hari. Termasuk 5.335 korban jiwa ini adalah siswa yang tertimbun bangunan sekolah mereka yang ambruk.
4. Kashmir, Pakistan (73.000 korban jiwa)
Peringkat empat, 73.000 orang tewas dalam gempa 8 Oktober 2005 di Kashmir, Pakistan. Gempa ini juga melukai puluhan ribu orang dan jutaan orang mengungsi sehingga menjadikannya sebagai gempa paling merusak di Asia Selatan.
Baca Juga: Laporan dari Turkiye: Cari 2 WNI Hilang Kontak Korban Gempa, INASAR Menuju Diyarbakir Sejauh 550 KM
5. Turki dan Suriah (41.000 korban jiwa)
Pada 6 Februari 2023, gempa berkekuatan M 7,8 melanda dekat kota Turki Gaziantep, dekat perbatasan Suriah. Gempa itu adalah yang terbesar di Turki dalam hampir satu abad, yang diikuti oleh gempa kuat susulan. Menghancurkan seluruh lingkungan kota di tenggara Turki dan utara Suriah yang dilanda perang menjadi puing-puing.
6. Iran (31.000 korban jiwa)
Gempa M 6,6 yang melanda Iran pada 26 Desember 2003 menjadi bencana paling mematikan keenam. Gempa yang menghancurkan kota batubata lumpur kuno Bam ini menewaskan sedikitnya 31.000 orang.
7. Gujarat, India (20.000 korban jiwa)
Berikutnya, gempa berkekuatan M 7,7 pada 26 Januari 2001 yang menghantam Gujarat, India, menewaskan 20.000 orang.
Gempa meratakan bangunan di seluruh negara bagian, dengan banyak korban jiwa di kota Bhuj dekat perbatasan dengan Pakistan.
8. Sendai, Jepang (18.500 korban jiwa)
Disusul kemudian nomor delapan, gempa M 9 disusul tsunami yang melanda pantai timur Sendai, Jepang, pada 11 Maret 2011. Gempa ini menewaskan 18.500 orang dan memicu kebocoran pembangkit nuklir Fukushima Daiichi.
Baca Juga: Inilah 10 Gempa Bumi Paling Mematikan di Abad 21, Gempa Turki dan Suriah Salah Satunya
9. Nepal (9.000 korban jiwa)
Gempa M 7,8 di Nepal pada 25 April 2015 yang menewaskan 9.000 orang menjadi yang paling mematikan kesembilan. Gempa ini memicu longsoran salju dan tanah longsor di beberapa bagian Pegunungan Himalaya, serta menghancurkan sekolah dan rumah sakit.
10. Yogyakarta (6.000 korban jiwa)
Adapun di nomor sepuluh adalah gempa M 6,3 yang melanda Yogyakarta pada 26 Mei 2006. Setidaknya 6.000 orang tewas saat itu. Berada di urutan kesepuluh gempa paling mematikan, magnitudo gempa ini juga paling kecil dibandingkan sembilan gempa lainnya.
Indonesia lebih rentan dari ancaman bencana
Dibandingkan Turki, Indonesia jauh lebih rentan dari bencana. Hal ini menurut World Risk Index 2022 yang dikeluarkan Universitas Ruhr Bochum, Jerman.
Indeks yang mengukur kerentanan dan ketangguhan suatu negara terhadap bencana ini memberikan skor risiko 41,46 untuk Indonesia.
Dengan kata lain, Indonesia di peringkat tertinggi ketiga di dunia setelah Filipina (46,82) dan India (42,31). Sementara Turki memiliki skor 16,23.
Baca Juga: Rumah Sakit Lapangan Indonesia di Turki Mulai Beroperasi, Korban Gempa Tembus 36.000 Orang
Selain kerentanan dari banyaknya sumber bencana, indeks ini juga dipengaruhi tiga hal, yaitu ketimpangan sosial dan kurangnya pembangunan, stabilitas politik yang tidak mencukupi, perawatan kesehatan dan infrastruktur, serta kurangnya kemajuan.
Khusus pada kategori kedua, Turki dinilai memiliki kerentanan “sangat tinggi” terhadap bencana alam.
Ditakdirkan berada di jalur gempa yang aktif, Indonesia tidak bisa mengelak dari ancaman bencana.
Namun, tingginya risiko bencana di Indonesia sebenarnya bisa dikurangi dengan perbaikan kapasitas dalam manajemen bencana, terutama untuk mengurangi risiko gempa adalah dengan memperkuat bangunan.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Kompas.id