> >

Hasil Studi SMRC Ungkap Kader yang Diusung PDI-P dalam PIlpres Bisa Kalah jika Tidak Berkoalisi

Rumah pemilu | 11 Februari 2023, 12:51 WIB
Ilustrasi kandidat capres PDIP: Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Studi SMRC menyebut kader yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pemilihan Presiden 2024 bisa kalah jika tidak berkoalisi dengan parpol lain. (Sumber: Istimewa/KOMPAS.com)

Namun, saat simulasi berpasangan dengan Puan, posisi Ganjar di bawah dua nama yang selama ini kompetitif dengannya, yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Bahkan, hasil studi tersebut juga menemukan bahwa selisih antara pasangan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY dengan Ganjar-Puan cukup signifikan.

Oleh sebab itu, lanjut Saiful, jika ini terjadi, Anies dan Prabowo yang akan masuk dan bertarung di putaran kedua Pilpres 2024.

"PDI-P ditinggalkan bahkan ketika Ganjar ditaruh di nomor satu," sebutnya.

Saiful menegaskan, PDI-P akan tersingkir jika tidak berkoalisi dengan partai lain dan tidak mengajak tokoh lain, bahkan jika Ganjar diposisikan sebagai calon presiden sekali pun.

Jika simulasi itu dibalik, yakni Puan menjadi capres dan Ganjar wakilnya, hasilnya tidaak berbeda, pasangan ini tetap berada di nomor tiga, di bawah Prabowo-Muhaimin yang mendapatkan suara 35,4 persen, dan Anies-AHY dengan suara 31,2 persen.

Puan-Ganjar 9,8 persen, Airlangga-Erick 6 persen, dan masih ada 17,7 persen yang belum menjawab.

“(Jika formulasi Puan-Ganjar), yang masuk putaran kedua adalah Prabowo dan Anies,” tegas Saiful.

Berkoalisi dengan parpol lain, lanjut Saiful, merupakan sebuah kebutuhan politik yang tak bisa dihindarkan oleh PDIP.

Pemilih, menurut dia, kenyataannya lebih melihat koalisi antar-partai memiliki nilai yang penting. Koalisi bisa dibangun dengan tokoh siapa pun atau dengan partai mana pun.

Baca Juga: Kata Ganjar Pranowo Usai Relawan GP Mania Resmi Bubar: Tidak Apa-apa!

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut pun menambahkan, jika PDI-P mengusung kader sendiri tanpa berkoalisi, maka kemungkinan besar suara hanya akan datang dari kader atau pendukung PDI-P.

Padahal, dalam pelbagai survei, suara PDI-P hanya sekitar 20 persen, yang dinilai tidak mungkin mengantarkan calon lolos ke putaran kedua.

“Pesan dari pemilih secara umum adalah bahwa PDI-P tidak bisa sendiri untuk memenangkan pilpres. Pengalaman selama ini memang demikian, harus dengan cara koalisi,” pungkasnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU