Asrama Hancur hingga RS Penuh, Lebih dari 100 WNI Korban Gempa Turki Dievakuasi KBRI ke Ankara
Update | 7 Februari 2023, 18:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Setidaknya 103 Warga Negara Indonesia (WNI) korban gempa Turki dievakuasi oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara, Selasa (7/2/2023).
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) di Turki, Lalu Muhammad Iqbal, mengungkapkan pihaknya tengah melakukan evakuasi terhadap WNI korban gempa yang kehilangan tempat tinggal maupun luka-luka di sejumlah wilayah di Turki.
Ia menjelaskan, ada 40 orang yang akan dievakuasi dari Kota Gaziantep karena kehilangan tempat tinggal mereka, terutama mahasiswa yang asramanya hancur lebur akibat gempa Senin (6/2) kemarin.
"Karena 40 orang ini adalah WNI kita yang rumahnya sudah hancur sama sekali," kata Iqbal dalam jumpa pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) di Jakarta, Selasa (7/2) dipantau dari Breaking News Kompas TV.
Di sisi lain, menurut Iqbal, mereka tidak bisa tinggal di rumah aman (safe house) dari Pemerintah Turki yang sudah kelebihan kapasitas.
"Saat ini mereka tinggal di masjid, di stadion olah raga, dan sebagainya, kami sudah komunikasi dan kami minta mereka untuk berkumpul di satu poin dan akan kami jemput," terang Iqbal.
Ia melanjutkan, pihaknya juga akan mengevakuasi sekitar 14 WNI di Diyarbakir dan 40 orang dari Kota Kahramanmaras.
Baca Juga: Update Kondisi 10 WNI Korban Gempa Turki, Dubes: 4 Sudah Dirawat di RS, 6 Sedang Dievakuasi
Sebenarnya, ada 140 WNI yang terdampak di wilayah Kahramanmaras. Namun, kata Iqbal, seratus orang di antaranya telah ditampung di rumah aman.
"Sementara yang 40 ini di tenda-tenda di lapangan, sedangkan kondisi cuaca saat ini sedang tidak bersahabat, maka kami putuskan untuk dievakuasi," jelasnya.
Lalu, ada sembilan WNI yang akan dievakuasi dari Kota Hatay. Enam orang di antaranya menjadi korban luka-luka.
"Enam orang ini adalah mereka yang sudah kami upayakan untuk rujuk ke rumah sakit setempat, namun rumah sakit juga sudah overload, tidak mungkin lagi memberikan perawatan, sehingga kami putuskan untuk evakuasi dan dirawat di Ankara nantinya," ujar Iqbal.
Tiga dari enam orang yang luka-luka itu mengalami patah tulang, satu di antaranya bahkan patah tulang punggung. Untuk korban patah tulang punggung, Iqbal mengaku telah menyiapkan satu ambulans untuk evakuasi.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa ada lima WNI yang tidak bisa dihubungi hingga hari ini.
Baca Juga: Update Gempa Turki: 5 WNI Hilang Kontak, Termasuk Seorang Ibu dengan 2 Anak
Lima WNI itu terdiri dari seorang ibu dan dua anak yang tinggal di Antakya, serta dua terapis pekerja spa di Diyarbakir.
"Ada satu ibu dengan dua anak yang sampai sekarang tinggal di Antakya, sampai saat ini belum berhasil dihubungi," kata Iqbal.
"Di daerah Diyarbakir, ada dua pekerja spa terapis yang belum bisa dihubungi," ujarnya.
"Di grup Whatsapp teman-teman pekerja spa terapis di Diyarbakir juga belum bisa memberikan respons," imbuhnya.
Cuaca ekstrem di Turki, kata Iqbal, juga mempersulit proses evakuasi. Pasalnya, beberapa kali muncul badai salju sejak dua minggu terakhir.
"Dalam dua minggu terakhir ini memang terjadi badai salju hingga sulit sekali untuk melakukan pergerakan-pergerakan," terangnya.
Baca Juga: Kisah Upaya Penyelamatan Korban Gempa Turki, Teriakan Pilu Terdengar dari Balik Reruntuhan
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV