Menurut Sekjen PDIP, Ini Dampak Buruk Sistem Pemilu Proporsional Terbuka
Rumah pemilu | 3 Februari 2023, 16:21 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan efek buruk dari sistem pemilu proporsional terbuka.
Menurut dia, sistem tersebut hanya menghasilkan seorang anggota legislatif yang berbasis popularitas atau nepotisme. Sebab, mereka tak lahir dari kaderisasi partai politik (parpol).
Baca Juga: Tantangan Caleg dalam Proporsional Terbuka dan Tertutup, Biaya Besar hingga Persaingan yang Kompleks
"Menjadi anggota dewan tidak hanya bisa mengandalkan saya keluarga pejabat A, saya istri dari pejabat B, saya anak dari pejabat C, itu kalau proporsional terbuka," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Jumat (3/2/2023).
Dalam memperjuangkan politik kebenaran, kata dia, PDIP percaya anggota dewan di seluruh tingkatan harus dipersiapkan, salah satunya melalui sekolah partai yang bertujuan menggembleng serta memberikan pendidikan politik bagi kader.
Ia mengatakan, PDIP tegas tetap memilih sistem proporsionap tertutup sebagai cara mengenal permasalahan dan mencari solusi bagi rakyat dan petani.
Menurut dia, sistem proporsional terbuka cenderung membuat parpol kurang bertanggung jawab untuk mempersiapkan kualitas kadernya.
"Kalau proporsional tertutup, bisa menjadi anggota dewan, karena saya mengenal petani Indonesia, saya mengenal masalah petani Indonesia dan ini solusi bagi petani Indonesia, itu proporsional tertutup. Based on quality (berdasarkan kualitas, red), ini yang harus kita persiapkan sebaik-baiknya," kata Hasto.
Dia menilai jika pendukung sistem proporsional terbuka menuduh sistem tertutup akan seperti membeli kucing dalam karung, sangat tidak berdasar.
Sebab, menurutnya, tak ada fakta yang mendukung tudingan tersebut. Sebaliknya, sistem proporsional tertutup justru punya banyak bukti kebaikan.
Baca Juga: PDIP Pilih Proporsional Tertutup karena Amanat UUD, NasDem Sebut seperti Beli Kucing dalam Karung
“Pemimpin yang ada di PDI Perjuangan saat ini (Jokowi, Ganjar, Risma, Pramono Anung, Abdullah Azwar Anas, red), semua lahir dari proporsional tertutup. Karena kita di partai sudah menyiapkan,” kata Hasto.
“Karenanya, kita komitmen ingin mencari di dalam rekrutmen anggota legislatif, adalah mereka yang betul-betul hebat untuk ditempatkan,” ujarnya.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV