Di Markas Golkar, Surya Paloh Ungkap 1 Jam Lebih Ketemu Jokowi di Istana: Dukungan Ikhlas
Rumah pemilu | 1 Februari 2023, 16:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengakui adanya pertemuan selama satu jam lebih dengan Presiden Joko Widodo pada akhir bulan Januari 2023 lalu di Istana Negara. Adanya pertemuan itu diutarakan Paloh setelah menemui elit Partai Golkar pada Rabu (1/2/2023).
Surya Paloh mengatakan pihak mana pun boleh saja menafsirkan pertemuan antara dirinya dan Jokowi. "Jelang pemilu multitafsir ini pasti ada," kata Paloh, Rabu, diikuti dari Breaking News Kompas TV.
Dia menegaskan, sikap Presiden Jokowi tak berubah terhadap Partai Nasdem. "Cukup lama (bertemu Jokowi), lebih dari 1 jam," kata dia. "Saya tidak melihat ada perubahan (sikap Jokowi)."
Surya Paloh menegaskan, pertemuannya di Golkar bukan atas perintah Jokowi. "Ada perintah Jokowi supaya ketemu Golkar? Secara lisan tidak ada."
Baca Juga: Surya Paloh Keringatan Ditanya Nasdem Gabung Golkar dan KIB: Mungkin, Masih Terbuka
Paloh mengatakan tidak mengetahui batin Jokowi, tapi ia maupun Ketua Umum Partai Golkar Arilangga Hartarto masih bagian dari pemerintahan Jokowi. "Semuanya kami. Saya, Mas Airlangga, partai koalisi pemerintahan, suasana kondusif," kata dia sembari menegaskan, "sejuk gitu."
Menurut Paloh, Presiden Jokowi berkeinginan kuat pada prioritas koalisi pemerintahan yang kuat yang dirindukan publik. "Tapi tetap menjaga empati Nurani suatu keadaan begini," kata dia.
Seusai pertemuan dengan Jokowi, Paloh mengatakan, dukungan Nasdem kepada Jokowi bukan demi kepentingan sesaat. "Arti dukungan kepempinan bukan retorika atau kepentingan sesaat," kata dia. "Memang ikhlas."
Baca Juga: Isu Reshuffle Meredup, Surya Paloh di Kantor Golkar: Nasdem Masih di Bawah Kepemimpinan Jokowi
Adapun Jokowi menanggapi santai berbagai anggapan yang muncul dari pertemuan Surya Paloh dan Jokowi. "Biasa-biasa saja," kata Jokowi kepada wartawan. "Mau tahu aja."
Pertemuan itu berlangsung seusai Partai NasDem menyatakan dukungannya pada Anies Baswedan sebagai calon presiden. Berhembus pula kabar rencana Presiden Jokowi mereshuffle kabinet serta memanasnya hubungan Partai Nasdem dan pemerintah Jokowi.
Direktur Parameter Politik Adi Prayitno bahkan menyebut Jokowi dilematis dan 'terpaksa' menggantung nasib Nasdem di kabinet. "Dari PDIP minta (evaluasi menteri Nasdem di Istana), tapi Jokowi juga melihat totalitas dukungan dari Nasdem sampai saat ini masih kuat," kata Adi Prayitno, Rabu (1/2/2023) di Sapa Pagi Kompas TV.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV