> >

Cium Aroma Pesugihan, Kriminolog Duga Korban Pembunuhan Berantai Wowon Bisa Bertambah

Kriminal | 24 Januari 2023, 06:20 WIB
Kolase tiga tersangka pembunuhan berencana di Bekasi dan Cianjur, Dede Solehudin (kiri), Wowon Erawan (tengah), dan Solihin alias Duloh (kanan). (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Josias Simon, mencium aroma pesugihan dalam kasus serial killer pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Muhammad Dede Solehudin.

Simon menjelaskan, kemungkinan adanya dugaan hubungan antara kasus pembunuhan berantai itu dengan pesugihan atau kegiatan supranatural yang dilakukan tersangka Wowon. 

Baca Juga: Ternyata Wowon Targetkan Bunuh Tetangga, Polisi: Untuk Buang Sial Usai Bunuh Keluarganya di Bekasi

Simon menuturkan hal itu terlihat dari adanya upaya penggalangan dana dari usaha supranatural yang dilakukan Wowon seperti mengaku bisa menggandakan uang. 

Terlebih lagi, kata Simon, hal tersebut diperkuat dengan adanya korban jiwa yang berasal dari keluarganya sendiri.

“Pertanyaan yang agak mengganggu itu kenapa semua (keluarganya), baik orang besar sampai anaknya yang masih kecil usia dua tahun, juga turut dibunuh?” kata Simon saat dihubungi pada Senin (23/1/2023).

Simon menambahkan, jika memang benar ada unsur ke arah pesugihan atau kegiatan supranatural, biasanya keluarga yang menjadi korban pembunuhan diberikan sebagai tumbal atau persembahan.

“Apakah ini menjadi bagian dari (pesugihan) itu dalam rangka memperkaya diri sendiri,” ujar Simon.

Baca Juga: Misteri Temuan Lubang Sedalam 2 Meter di Kamar Rumah Wowon Pembunuh Berantai di Cianjur

Karena itu, kata dia, pihak kepolisian harus menelusuri kemungkinan adanya dugaan pesugihan dalam kasus pembunuhan berantai Wowon Erawan tersebut.

“Jadi, harus ditelusuri pihak kepolisian juga model-model kejahatan seperti itu, siapa yang akan dijadikan tumbal atau persembahan dalam rangka kegiatan supranaturalnya dia (Wowon),” ucapnya.

Lebih lanjut, Simon menambahkan, bukan tidak mungkin pengakuan Wowon yang bisa menggandakan uang kepada para korbannya hanyalah alibi. 

Padahal, kata dia, sebetulnya Wowon mendekati para korbannya dengan iming-iming janji keuntungan dari hasil menggandakan uang agar bisa menjadikan mereka sebagai tumbal dari pesugihannya. 

“Bisa jadi penggandaan uang itu hanya sebagai alibi agar (tersangka) semakin sakti, bahasanya begitu,” tuturnya.

Baca Juga: Wowon Pembunuh Berantai Ternyata Perintahkan Mertua untuk Bunuh TKW, Korban Didorong ke Laut

Jika memang ada kaitannya dengan kegiatan supranatural atau pesugihan, Simon menduga korban pembunuhan berantai Wowon kemungkinan bisa bertambah. 

“Dugaan saya korban pembunuhan Wowon akan bertambah, karena kalau model kejahatannya seperti ini, semakin tersembunyi itu membuat (tersangka) semakin sakti,” ujar Simon. 

Selain itu, kata dia, tersangka juga semakin terobsesi karena merasa kekuatan supranaturalnya bertambah ketika memberikan tumbal atau persembahan yang semakin banyak. 

“Kalau kita bicara ritual-ritual yang sifatnya ke arah kriminal semacam itu mungkin saja, karena ritual-ritual (pesugihan) itu memang mengharuskan seperti itu.”

“Tapi ini kan kalau memang betul arahnya ke situ (pesugihan) ya, maka harus betul ditelusuri oleh polisi. Dicari ini aliran apa, gurunya siapa.”

Baca Juga: Polisi: Pembunuh Berantai Wowon Erawan Punya 6 Istri, 3 Orang di Antaranya Dibunuh

Seperti diketahui, Wowon Erawan bersama Solihin alias Duloh dan Muhammad Dede Solehudin, terungkap melakukan pembunuhan berantai terhadap 9 orang.

Adapun para korban yang dibunuh oleh mereka masing-masing bernama Ai Maemunah alias AM (40) yang merupakan istri Wowon, Ridwan Abdul Muiz alias RA (23) dan MR (17) anak Ai Maemunah dari suami pertamanya, Wiwin istri dari Wowon.

Kemudian, Noneng yang merupakan ibunda Wiwin, Bayu bocah berusia dua tahun anak dari Wowon dan Ai Maemunah, Farida istri Wowon, seorang tenaga kerja wanita atau TKW bernama Siti, dan satu korban lain yang belum diketahui keberadaannya.

Adapun korban Ai Maemunah dan kedua anaknya dibunuh di Bekasi, sementara Wiwin, Neneng, Bayu, dan Farida dibunuh terlebih dahulu di Cianjur. Sedangkan Siti dibunuh di Surabaya dan jasadnya dibuang ke laut.

Baca Juga: Sosok Wowon Pembunuh Berantai yang Habisi 9 Orang di Bekasi hingga Cianjur, Dibongkar Istri Keempat

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU