Serial Killer Wowon Cs, Ini Analisis Psikolog Forensik soal Kejiwaan Pelaku
Peristiwa | 20 Januari 2023, 18:53 WIB“Tetapi jika kita masuk ke diri pelaku, apakah mereka benar mengganggap korban anggota keluarga sendiri, mengingat para pelaku menganggap orang sekitar sebagai sasaran kejahatan,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan berantai yang diduga dilakukan oleh Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Solahuddin ini berawal dari kematian tiga dari lima anggota keluarga di Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (12/1).
Korban meninggal di Bekasi merupakan keluarga dari Wowon. Mereka terdiri dari istri Wowon bernama Ai Maimunah serta dua anak tiri Wowon, yakni Ridwan Abdul Muiz dan Muhammad Riswandi.
Awalnya, ketiga korban diduga tewas karena keracunan. Namun, ketiganya ternyata dibunuh dengan cara diracun menggunakan pestisida.
Setelah diselidiki, polisi berhasil menangkap tiga tersangka tersebut.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengungkapkan penyebab satu keluarga itu dibunuh karena mengetahui tindak kejahatan lain yang dilakukan oleh para pelaku.
Adapun tindak kejahatan yang dimaksud itu ialah pembunuhan berantai. Diduga, ketiga pelaku itu membunuh enam orang di wilayah Cianjur dan Garut, Jawa Barat.
Modusnya, kata Fadil, pelaku mengaku kepada para korbannya yang dibunuh itu dapat memberikan kekayaan karena memiliki kemampuan spiritual.
"Ternyata korban meninggal dunia di Bekasi dibunuh karena para tersangka ini diketahui melakukan tindak pidana lain. Apa itu? Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau bisa disebut serial killer," ungkap Fadil.
Atas dasar itu, kata Fadil, pelaku beranggapan bahwa keluarganya itu berbahaya karena bukan tak mungkin dapat membocorkan kejahatan yang telah mereka lakukan.
Kata polisi berdasarkan pengakuan tersangka, di Cianjur terdapat lima korban pembunuhan mereka. Para korban pembunuhan itu yakni Wiwin yang merupakan istri Wowon, Bayu anaknya, Noneng mertua Wowon, dan Halimah istri lain Wowon yang dibunuh Solihin alias Duloh.
Sementara, satu korban lagi belum ditemukan jasadnya.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV