Cara Cegah dan Selamatkan Data dari Aplikasi Modifikasi dan Link Ilegal Pelaku Penipuan Online
Sosial | 20 Januari 2023, 05:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Antivirus menjadi salah satu solusi mencegah aplikasi yang dimodifikasi pelaku penipuan online saat meretas telepon genggam.
Pakar Keamanan Siber dari CISSReC Pratama Dahlian Persadha menjelaskan, antivirus sangat penting untuk mencegah aplikasi modifikasi dengan menyisipkan malware untuk menguasai telepon genggam.
Malware merupakan perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak atau melakukan tindakan yang tidak diinginkan pengguna handphone.
Menurut Pratama, pemilik telepon genggam tidak akan mengetahui aplikasi modifikasi terunduh di latar belakang layar, kecuali di ponsel terpasang antivirus.
Baca Juga: Waspada Sniffing, Penipuan Berkedok Kurir Paket Kirim Foto Via Whatsapp
"Banyak antivirus gratis yang bisa menjaga kita dari malware. Tapi kalau sudah terlanjur masuk sebelum antivirus ada, tidak bisa terdeteksi karena tersembunyi," ujar Pratama di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (19/1/2023).
Meski tidak bisa diketahui, namun masyarakat bisa merasakan apakah telepon genggam terinfeksi malware atau tidak.
Pertama, penggunaan data internet. Pengguna dapat mengecek data internet apakah jauh lebih besar dibanding penggunaan sehari-hari.
Semisal dalam penggunaan normal selama sebulan, data internet yang dihabiskan sebesar 10 gigabit, namun ada gejala penggunaan data meningkat dan hanya bisa digunakan kurang dari satu bulan dengan penggunaan normal.
Baca Juga: Modus Penipuan Kurir Paket Viral, Waspada Saldo Rekening Ludes
Kedua, baterai yang gampang drop atau handphone dalam keadaan siaga namun terasa hangat.
Ketiga, mendapat pesan singkat dengan karakter-karakter aneh dan secara tiba-tiba telepon genggam mengulang kembali.
"Itu ada tanda-tanda ada malware yang bekerja di handphone kita. Jadi dia ini bekerja di belakang layar," ujar Pratama.
Cara Penyelamatan
Pratama menjelaskan, salah satu cara untuk menghilangkan malware adalah dengan melakukan factory reset.
Factory reset adalah proses mengembalikan ponsel ke pengaturan pabrikan atau kondisi ketika ponsel pertama kali dikeluarkan dari kotak.
Sebelum melakukan factory reset, data yang ada di ponsel harus dicadangkan ke perangkat lain.
Baca Juga: Waspada, Ini 35 Aplikasi yang Bisa Sisipkan Malware Berbahaya di Android
Namun, sambung Pratama, perlu diingat juga, ada beberapa malware yang masuk ke electronic erasable programmable memory atau EEPROM, bukan ke tempat penyimpanan ponsel.
Meski sudah melakukan riset pabrik, malware tetap ada dan tidak hilang. Cara terbaik adalah dengan mengganti handphone.
"Tapi APK (android package kit) yang digunakan untuk RAT (remote administrator tool) ini kita factory reset, malware-nya bisa hilang," ujar Pratama.
Cara Mencegah
Pratama menambahkan, sebelum perangkat terkena aplikasi modifikasi untuk penipuan online, perlu ada antisipasi.
Pertama, memperbarui sistem operasi yang ada di ponsel. Kedua, jangan mengunduh aplikasi dari pihak ketiga selain di apps store atau Google Play.
Ketiga, dan yang paling penting, tidak mengklik link atau tautan sembarangan.
"Haram hukumnya itu mengklik link sembarangan. Kalau ada link, lebih baik ketik di browser untuk mencari informasinya, jangan mengklik link-nya. Karena banyak malware yang dia tidak butuh izin pengguna. Jadi begitu kita klik, tiba-tiba terpasang," ujarnya.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV