> >

Cerita Mereka yang Menawarkan Ginjal, Tak Kuasa karena Terlilit Pinjol dan Desakan Kebutuhan Hidup

Peristiwa | 15 Januari 2023, 10:20 WIB
Ilustrasi transplantasi ginjal. Pria di Inggris tewas setelah ginjal yang ditransplantasi terinfeksi kanker. (Sumber: Shutterstock Via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menjual organ tubuh, terutama ginjal, oleh sebagian orang dinilai cara cepat dapat uang dalam jumlah banyak. Kisah miris dua anak muda di Makassar yang tega membunuh seorang bocah karena tergiur iklan jual ginjal di internet, adalah contoh paling baru.

Mereka tega membunuh dengan harapan ginjal korbannya bisa dijual dan menghasilkan banyak uang.

November 2022 lalu, viral video yang menampilkan seorang perempuan di Tuban, Jawa Timur, berdiri di sisi jalan sambil membentangkan poster bertuliskan "Di Jual Ginjal".

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat yang tengah berpatroli kemudian menghampiri perempuan tersebut untuk  dibawa ke Dinas Sosial (Dinsos).

Baca Juga: Pakistan Bongkar Sindikat Perdagangan Organ Tubuh, Ginjal yang Diincar, Segini Harganya

Terungkap, perempuan 59 tahun dengan inial ER itu pun mengakui bahwa dia nekat hendak menjual ginjalnya untuk melunasi utang anaknya yang mencapai ratusan juta rupiah.

"Betul saya mau jual ginjal," kata ER, dikutip dari TribunJatim.com, Rabu 23 November 2022.

Tahun 2021, KOMPAS TV pernah menayangkan wawancara dengan seorang perempuan yang nekad menawarkan ginjalnya, juga karena terlilit utang pinjaman online (pinjol).

Baca Juga: Tergiur Harga Ginjal Rp1,2 M, Pelaku Pembunuhan Bocah 11 Tahun Sebut Ingin Bangun Rumah

Mila Kusuma nama perempuan yang mengakui sudah kehabisan akal itu. Warga Kampung Rawa Lini, Teluk Naga, Tangerang, Banten ini, tak berdaya dikepung tagihan pinjol.

Utangnya mencapai Rp65 juta. Sementara dia harus menghidupi empat anak  sepeninggal suaminya. 

“Saya udah kepepet buat bayar utang karena sudah membengkak, sudah besar. Buat nutupin utang selama 5 tahun saya bertahan gali lobang tutup lobang,” terangnya kepada KOMPAS TV, Kamis 30 Desember 2021 silam.

Segala upaya sudah dia usahakan demi menutupi tagihan kepada lebih 14 Bank dan 6 koperasi. Mulai dari usaha warung sampai kerja serabutan sudah dia lakoni. Bukannya membaik nasib nahas justru terus menimpanya.

Selama lima tahun berjalan, dirinya terus berupaya membayar angsuran ke sejumlah bank keliling dan pinjaman online.

Ia menyebut,  besaran angsuran yang harus dibayar di antaranya yang paling rendah Rp25 ribu dari pinjaman Rp500 ribu. Lalu yang terbesar di atas Rp200 ribu per bulan.

Penulis : Iman Firdaus Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU