BNPB Mencatat pada 2022 Bencana Alam Terjadi Sebanyak 3.531
Peristiwa | 10 Januari 2023, 02:05 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Data BNPB mencatat telah terjadi 3.531 kali bencana alam sepanjang tahun 2022.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, mengatakan jumlah ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2020 dan 2021.
Pada 2020 dan 2021, pihak BNPB mencatat kurang lebih 5.000 kali bencana alam.
"Kejadian bencana tahun lalu di luar pandemi Covid-19 di atas 5.000. Hanya saja jumlah kerusakan lebih meningkat, termasuk di penghujung tahun terjadi gempa Cianjur ( 21 November 2022) yang jumlah terdampak langsung menanjak," ujarnya pada Rakor Dampak Bencana Hidrometeorologi di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Senin (9/1/2023), dikutip dari Antara.
Baca Juga: BNPB Ungkap Ancaman Badai dan Banjir Landa DKI Jakarta Awal 2023: Potensi Bencana Cukup Tinggi
Ia merinci, bencana 2022 didominasi banjir dengan total 1.524 kejadian. Selanjutnya cuaca ekstrem sebanyak 1.061, tanah longsor 634, kebakaran hutan dan lahan 252, gelombang pasang dan abrasi 26, serta sisanya gempa bumi, erupsi gunung api dan kekeringan.
"Untuk tahun 2023 per 9 Januari hari ini saja sudah ada 41 kali terjadi bencana. Adapun yang lumayan besar itu bencana banjir dan cuaca ekstrem," ujarnya.
Katanya, posisi Indonesia masuk salah satu dari 35 negara paling rawan terjadi bencana membuat setiap daerah harus memberikan kewaspadaan dan upaya penanggulangan bencana.
"Untuk itu, pada hari ini kita sepakat meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian karena kita tinggal di daerah bencana," ujarnya.
Ia mengatakan salah satu yang menonjol kejadian bencana yang menimpa Provinsi Sulawesi Selatan banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor dan puting beliung.
"Selain Sulsel, daerah yang menonjol (jumlah kejadian bencana) itu Provinsi Jawa Tengah. Di Jateng juga hampir seluruh kabupaten banjir dan saat ini masih ada beberapa titik yang tergenang," ujarnya.
Baca Juga: Kepala BNPB Berbagi Panduan Hadapi Potensi Cuaca Buruk
Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara