> >

Tanggapi Isu Reshuffle, Politikus NasDem: Dia Jadi Presiden Tidak Ujug-Ujug

Politik | 7 Januari 2023, 18:34 WIB
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Rabu (12/10/2022). Effendi menyebut (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Seseorang bisa menjadi presiden karena adanya dukungan partai pengusung dan pendukung, tidak tiba-tiba seperti datang dari langit.

Penegasan itu disampaikan oleh Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi menanggapi isu reshuffle kabinet.

"Yang harus dicatat adalah presiden untuk menjadi presiden itu didukung oleh partai-partai pengusung, pendukung,” tuturnya, saat ditemui di Kopi Politik, Jakarta Selatan, Sabtu (7/1/2023), dikutip Tribunnews.com.

“Dia jadi presiden tidak ujug-ujug, tidak tiba-tiba, tidak datang dari langit, atau dalam bahasa agama itu kun fayakun, jadilah maka jadi, itu tidak," lanjutnya.

Oleh sebab itu, ia meminta Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengingat peran partai pengusung saat terpilih menjadi presiden di Pilpres 2019 lalu.

Baca Juga: Ditanya Kapan Akan 'Reshuffle' Kabinet, Presiden Jokowi: Bisa Besok, Bisa Senin, Bisa Selasa

Nasdem merupakan satu di antara sejumlah partai politik pengusung dan pendukung, yang mengusung Jokowi di Pilpres 2019 lalu.

Seharusnya, lanjut Gus Choi, dalam melakukan reshuffle, Jokowi juga berkonsultasi dengan partai pendukung terlebih dahulu.

"Jadi presiden punya hak prerogatif, yang mendukung juga punya hak, gitu kan.”

“Karena itu ketika mau mengganti atau mengangkat itu tetap melakukan konsultasi dengan pendukungnnya, berarti dengan pimpinan partai politiknya," ungkap dia.

Meski demikian, ia menyebut bahwa NasDem tidak ada masalah jika nantinya isu reshuffle tersebut benar.

Bahkan, jika NasDem kemudian harus didepak karena mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden, menurutnya itu merupakan risiko yang harus diterima.

"Bagi NasDem enggak ada masalah, kabar itu kabar bukan kabar angin atau memang kabar beneran, tapi kita sudah siap semua.”

“Kita diajak siap setiap mengambil keputusan, itu kita sudah memikirkan risikonya, keuntungannya, itu sudah dihitung plus minusnya, jadi enggak ada masalah. Cuma itu tadi, saya ingin menegaskan presiden punya hak, pengusung juga punya hak," urainya.

Baca Juga: Jokowi Lempar Sinyal Reshuffle, PDIP: Lebih "Gentle" Kalau Para Menteri Nasdem Mundur

Untuk diketahui, Jokowi kembali tidak membantah adanya isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju, bahkan ia menyebut reshuffle akan dilakukan besok, tanpa menyebutkan tanggal pastinya.

"Besok. Ya besok, bisa Jumat bisa Senin bisa Selasa bisa Rabu," kata Jokowi saat mengunjungi Blok Rokan di Dumai, Riau, Kamis, (5/1/2023).

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Tribunnews.com


TERBARU