> >

Kriminolog Ungkap Alasan Orang Tega Bunuh dan Mutilasi: Dia Tidak Mau Kehilangan Status Sosial

Update | 2 Januari 2023, 16:52 WIB
Ilustrasi garis polisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) mayat pembunuhan. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala mengungkapkan alasan seseorang tega menghabisi nyawa orang lain bahkan hingga memutilasi jasad korban.

Akhir-akhir ini dikabarkan terjadinya sejumlah kasus pembunuhan serta mutilasi di beberapa daerah di Indonesia. Terbaru, polisi menemukan potongan tubuh jenazah perempuan di dalam kamar kos terduga pelaku berinisial MEL di Bekasi pada Jumat (30/12/2022).

Menurut Adrianus, ada dua pilihan setelah seseorang melakukan pembunuhan.

"Dari berbagai kasus yang ada, bisa ditarik garis bahwa, ketika seseorang membunuh ada dua pilihan, dia lari atau korban yang dibuang, entah misalnya dimutilasi agar si pelaku tidak usah lari," kata dia dalam acara dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (2/1/2023).

Pelaku yang memilih untuk membuang atau memutilasi korban, kata dia, ingin menjaga status sosialnya.

"Bukan berarti punya pangkat atau jabatan tinggi, minimal dia memiliki status sosial yang dia tidak mau kehilangan itu," ungkapnya.

Ia juga menyebut pelaku pembunuhan adalah orang yang tidak mau menanggung dampak perbuatannya di hadapan hukum.

"Saya kira itu juga satu pilihan yang biasa diambil oleh orang yang memang menghindari tanggung jawab hukum, ada yang melarikan diri, ada yang memilih untuk membuang korbannya," jelasnya.

Baca Juga: Kasus Mutilasi di Bekasi, Kriminolog Sebut Pelaku Tidak Lagi Melihat Korban Sebagai Manusia

Selain itu, ia menerangkan bahwa pelaku mutilasi mengalami proses dehumanisasi atau tidak lagi menganggap korban sebagai manusia, melainkan benda mati.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU