Covid-19 Subvarian BF.7 Sudah Masuk di Indonesia, Menkes Sebut Kenaikan Kasusnya Kecil
Update corona | 29 Desember 2022, 17:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Subvarian Omicron, BF.7 dinyatakan sudah masuk ke Indonesia. Saat ini, jumlahnya sudah ada 15 kasus. Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
BF.7 adalah subvarian yang saat ini tengah mendominasi di China. Hingga kini, China mengalami kenaikan kasus Covid-19 sehingga tingkat perawatan dan keterisian rumah sakit di negara itu kembali penuh.
"BF.7 ini sudah kita lihat di Indonesia sudah ada, kenaikannya itu kecil sekali, 15 kasusnya," kata Budi di Jakarta, Kamis (29/12/2022), dikutip dari Kompas.com.
Adapun, Budi menyebut Indonesia sudah melewati puncak kasus subvarian Omicron sebelumnya, yakni BA.5 dan BA.2.75. Selain itu, subvarian BQ.1 dan XBB pun sudah melewati puncaknya.
Oleh karena itu, kasus Covid-19 di Tanah Air cenderung landai. Per 28 Desember 2022, kasus aktif turun 1.850 kasus dalam 24 jam terakhir, sehingga totalnya 14.725 kasus aktif.
"Sekarang yang bikin naik itu BQ.1 sama XBB dan kita sudah lewat, kita sudah kena. Di China yang banyak adalah BA.5, BA.275, dan BF.7," tutur Budi.
Baca Juga: 6 Negara Perketat Aturan untuk Warga China karena Covid-19, Indonesia: Masih Kami Kaji
Sebagai informasi, kasus harian Covid-19 bertambah 695 kasus pada Rabu (28/12/2022), sehingga totalnya menjadi 6.718.090 sejak 2 Maret 2020. Kasus harian ini cenderung menurun dari puncak kasus terakhir kali yang tembus sekitar 8.000 kasus.
DKI Jakarta menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yaitu 230 kasus. Kemudian Jawa Barat 155 kasus, Jawa Timur 70 kasus, Banten 55 kasus, dan Jawa Tengah 48 kasus.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, secara umum angka kasus COVID-19 di Indonesia terkendali dengan laju kasus yang rendah di bawah indikator positivity rate yang ditetapkan WHO sebesar lima persen.
Namun Wiku mengingatkan masyarakat tentang potensi importasi kasus dari sejumlah negara yang sedang mengalami lonjakan kasus, seperti di China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Jerman.
"Kementerian Kesehatan melakukan survailens genomik untuk mengamati varian maupun subvarian yang beredar di Indonesia. Bila ada introduksi varian baru dari luar negeri akan terdeteksi lebih dini," ujarnya, dikutip dari Antara.
Selain itu, pengawasan juga berlaku di bandara dan titik masuk negara melalui pemeriksaan suhu dan gejala COVID-19 pada pelaku perjalanan.
Pemerintah meminta masyarakat agar tetap disiplin menjalani protokol kesehatan agar terhindar dari paparan COVID-19, khususnya selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV