> >

Tiga Eks Petinggi ACT Dituntut 4 Tahun Penjara dalam Kasus Penggelapan Dana Donasi

Hukum | 27 Desember 2022, 21:38 WIB
Mantan Presiden Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin dituntut hukuman 4 tahun penjara. (Sumber: Laman Facebook Ahyudin)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Presiden Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ahyudin dituntut hukuman 4 tahun penjara.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) menilai, bekas petinggi ACT tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan penggelapan dana donasi dari Boeing untuk keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.

"Menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa Ahyudin selama empat tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan," kata jaksa saat membacakan amar tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (27/12/2022).

Selain Ahyudin, JPU juga membacakan tuntutan bagi dua eks petinggi ACT lainnya yakni Presiden ACT periode 2019-2022 Ibnu Khajar, dan eks Senior Vice President sekaligus anggota Dewan Presidium ACT Hariyana Hermain.

Serupa dengan Ahyudin, keduanya juga mendapat tuntutan jaksa dengan hukuman 4 tahun penjara.

Baca Juga: PPATK Sebut Dana Rp 1,7 Triliun Mengalir ke ACT: Lebih dari 50 Persen Masuk ke Pribadi

Dalam pembacaan tuntutan hari ini, ketiganya pun dihadirkan secara virtual dari rumah tahanan (rutan) Bareskrim Polri.

Pada perkara ini, ketiga bekas petinggi Yayasan ACT itu didakwa menggelapkan dana bantuan dari Boeing Community Investment Fund (BCIF) sebesar Rp117,98 miliar.

Untuk diketahui, ACT sejatinya menerima dana dari BCIF untuk keluarga korban kecelakaan Pesawat Lion Air sebesar Rp138.546.388.500.

Namun, ditemukan bahwa dana yang digunakan untuk untuk keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air itu hanya direalisasikan sebesar Rp20.563.857.503.

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU