PKS kepada Jokowi: Marwah Presiden Lebih Tinggi dari Sekadar Jadi Endorser Kandidat Capres
Rumah pemilu | 23 Desember 2022, 21:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengingatkan bahwa marwah presiden lebih tinggi dari sekadar menjadi endorser (pendukung) kandidat calon presiden (capres).
Hal ini disampaikan juru bicara PKS, Muhammad Kholid, menanggapi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengeluh kerap dikambinghitamkan dalam urusan politik, termasuk dituding melakukan intervensi, jika ada partai politik gagal berkoalisi atau ada tokoh yang tak lolos pada Pemilu 2024.
Kholid menilai Jokowi tidak perlu terlalu membela diri jika memang tidak ikut campur dalam persoalan politik, khususnya pada tahapan Pemilu 2024.
"Saya kira Pak Jokowi tidak perlu terlalu defensif atau membela diri, justru publik akan bertanya-tanya, kenapa beliau sangat ekspresif dan defensif di ruang publik untuk menyampaikan hal ini," kata Kholid dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Jumat (23/12/2022).
Dia pun meminta Jokowi untuk fokus pada berbagai pekerjaan yang belum rampung di sisa masa jabatannya.
"Kalau memang beliau memiliki keyakinan tidak melakukan intervensi, beliau lurus saja. Sebagai kepala negara fokus pada kerjaan sebagai presiden," jelasnya.
Baca Juga: Jokowi Ungkap Kerap Dikambinghitamkan: Parpol Gagal Koalisi, Istana Lagi yang Dituduh
Lebih lanjut, Kholid menyinggung netralitas Jokowi menjelang Pemilu 2024.
Pasalnya, menurut dia, baik pernyataan maupun sikap Jokowi belakangan ini menunjukkan keberpihakan kepada tokoh yang disebut-sebut bakal menjadi capres pada Pilpres 2024.
Hal itu, kata Kholid, dilakukan secara konsisten.
"Saya tidak mengatakan beliau melakukan intervensi, tapi beliau menunjukkan keberpihakannya (kepada capres tertentu) di sana itu memantik spekulasi publik," ucapnya.
"Inilah yang membuat publik bertanya ada apa presiden sebagai kepala negara, justru menunjukkan sibuk mengurusi calon pencapresan."
Dia pun kemudian mengingatkan, meski presiden adalah seorang warga negara yang memliki hak untuk menentukan pilihan, tapi secara etik, ia harus menjaga diri.
"Marwah presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan itu lebih tinggi dari hanya sekadar endorser kandidat (capres)," jelasnya.
Baca Juga: Jokowi: Nanti Ada Tokoh Gagal Nyapres, Tuduh Presiden, Urusannya Apa dengan Saya?
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV