> >

Kepribadian Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Disebut Saling Membutuhkan, Ini Penjelasan Psikolog

Update | 21 Desember 2022, 14:13 WIB
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo berpelukan saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022). (Sumber: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani mengatakan hasil pemeriksaan kepribadian Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saling membutuhkan.

"Saling membutuhkan," jawab Reni ketika ditanya jaksa penuntut umum (JPU) apakah pola kepribadian Ferdy Sambo dan istrinya itu saling melengkapi, Rabu (21/12/2022) dipantau dari program Breaking News Kompas TV.

Pasalnya, ia mengungkapkan bahwa Sambo memiliki tipe kepribadian yang membutuhkan dukungan orang lain, sedangkan Putri membutuhkan dan bergantung pada figur yang bisa memberikan rasa aman.

Saat dihadirkan sebagai ahli di sidang kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Rabu (21/12/2022), Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) itu menjelaskan bahwa Ferdy Sambo memiliki kepribadian kurang percaya diri, sehingga membutuhkan dukungan orang lain terutama dalam mengambil keputusan besar.

"Tipe kepribadiannya, individu yang kurang percaya diri dan membutuhkan dukungan orang lain di dalam bertindak dan mengambil keputusan terutama dalam hal-hal yang besar, ada pengalaman kecil yang membuat dia merasa nyaman apabila ada orang-orang yang melindungi di sekitarnya," tutur Reni.

JPU pun memperjelas maksud dari kebutuhan akan dukungan orang lain dalam kepribadian mantan Kepala Divisi (Kadiv) Profesi dan Keamanan (Propam) Polri itu.

Baca Juga: Psikolog Forensik Ungkap Profil Ferdy Sambo: Cerdas, Butuh Dukungan Orang Lain, Bisa Dikuasai Emosi

"Ada kebutuhan tinggi dukungan dari orang lain untuk mengambil keputusan besar, apakah bisa terefleksikan dari bekerja sama dengan orang-orang yang ia percayai?" tanya JPU.

"Betul pak, bisa seperti itu bentuknya," jawab Reni.

"Artinya dia membutuhkan dukungan dan masukan dari orang-orang sekitarnya yang dia percaya untuk mengambil keputusan besar?" tanya JPU lagi.

"Bisa seperti itu," jawab Reni.

Sementara itu, Reni mengungkapkan bahwa Putri memiliki kebutuhan tinggi atau ketergantungan terhadap figur yang memberikan rasa aman.

JPU meminta penjelasan Reni terkait hasil analisis perilaku Putri yang menyatakan adanya kebutuhan tinggi terhadap figur yang memberikan rasa aman.

"Iya, jadi dia ini ada semacam dependensi (ketergantungan) secara emosional, kepada orang yang bisa menjadi obyek bergantungnya," ungkap Reni di sidang Ferdy Sambo Cs itu.

Ia mencontohkan, figur pemberi rasa aman itu di antaranya orang tua dan suami Putri Candrawathi. Saat menanggapi JPU, Reni juga membenarkan bahwa figur itu bisa saja ajudan yang memberi Putri rasa aman.

"Bisa juga kepada ajudan, jika ajudan itu memberikan rasa aman kepada Putri Candrawathi," ucapnya.

Baca Juga: Psikolog Forensik Ungkap Profil Putri Candrawathi: Butuh dan Bergantung pada Figur Pemberi Rasa Aman

"Apabila ada peristiwa yang membuatnya takut, apakah akan menuju kepada orang yang dirasa aman, misalnya suami dan orang-orang terdekat yang memberikan rasa aman kepada dirinya?" tanya JPU.

"Iya, dalam mencari rasa aman melalui figur-figur yang buat dirinya bisa menguatkan," jawab Reni.

JPU kembali bertanya kepada Reni, apakah Putri akan langsung menceritakan atau membicarakan peristiwa yang membuatnya tersakiti.

"Iya, dari hasil pemeriksaan ini menunjukkan keadaan tersebut bisa terjadi, kecuali pada hal-hal yang bersifat sensitif," ujarnya.

"Maksudnya?" tanya JPU di sidang kasus pembunuhan Brigadir J itu.

Baca Juga: Kriminolog Tepis Isu Pemerkosaan Putri Candrawathi, Pengacara Brigadir J: Pulihkan Martabat Keluarga

Reni menerangkan, Putri akan selektif dalam menceritakan hal-hal bersifat sensitif yang bisa mengakibatkan rasa malu, rasa takut, serta kewibawaan dirinya terancam.

"Tetapi mencari rasa amannya itu menjadi satu pola yang memang ada di dalam kepribadiannya," katanya.

"Artinya apabila dia malu, tetapi seseorang yang ia percayai dapat memberikan rasa aman, itu pun akan tetap ia ceritakan?" tanya JPU.

"Iya, bisa jika dinilai aman oleh yang bersangkutan," jawab perempuan yang telah menjadi ahli psikologi forensik sejak tahun 1994 itu.

Baca Juga: Sambo Kerja Seperti Biasa Usai Tahu Isu Pelecehan Istrinya, Kriminolog: Pasti Pembunuhan Berencana

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU