> >

Jalur Sesar Cimandiri Tak Boleh Jadi Lokasi Hunian Warga, Kementerian PUPR Ungkap Alasannya

Update | 12 Desember 2022, 08:06 WIB
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menunjukkan peta jalur sesar Cimandiri dan area sekitarnya yang terdampak Gempa Cianjur kepada awak media di Cianjur, Jawa Barat, Minggu (11/12/2022). Iwan mengatakan jalur sesar Cimandiri tidak boleh menjadi lokasi permukiman warga. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

CIANJUR, KOMPAS.TV - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberi rekomendasi kepada Pemerintah Kabupaten Cianjur di Jawa Barat agar daerah rawan bencana di sepanjang jalur sesar atau patahan geser aktif Cimandiri menjadi zona merah dan area nonhunian.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, jalur sesar Cimandiri tidak boleh menjadi lokasi permukiman warga untuk mengantisipasi kerusakan rumah dan menghindari  kemungkinan ada korban jiwa apabila terjadi bencana alam.

"Kami merekomendasikan kepada pemda setempat agar lokasi bencana sepanjang sesar Cimandiri dijadikan zona merah dan area nonhunian," kata Iwan di Cianjur, seperti dikutip Antara, Minggu (11/12/2022).

Iwan menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan BMKG dan Badan Geologi serta BNPB terkait penanganan infrastruktur pascabencana yang terjadi beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Korban Gempa Cianjur Mulai Terjangkit Berbagai Penyakit, Pharos Indonesia Donasikan Obat-obatan

Dari peta BMKG, diperoleh informasi dan hasil foto udara zona bahaya patahan aktif atau sesar Cimandiri memiliki panjang sekitar 9 kilometer dan membentang melewati sembilan desa mulai Desa Ciherang hingga Desa Nagrak.

Lahan di zona merah yang sudah terlanjur jadi hunian warga, bisa dialihkan menjadi lahan hijau. 

"Jadi sekitar 300 hingga 500 meter jalur sesar Cimandiri tersebut sebisa mungkin menjadi area nonhunian seperti jalur hijau, pertanian maupun ruang terbuka hijau," ujar Iwan.

 

Ia  juga meminta pemda bisa lebih tegas dan mengkoordinir warga agar tidak kembali ke hunian yang lama. Pasalnya, Kementerian PUPR telah menyiapkan rumah tahan gempa dengan teknologi rumah instan sederhana sehat (RISHA) untuk relokasi hunian warga di lahan yang sudah disiapkan pemda di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, yang lengkap dengan prasarana, sarana, dan utilitasnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Antara


TERBARU