Keluarga di Kalideres Disebut Tewas karena Sakit, Psikolog Forensik Analisis Alasan Tak Minta Tolong
Peristiwa | 9 Desember 2022, 19:29 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel menanggapi terkait penyebab satu keluarga yang beranggotakan empat orang di dalam rumah di Kalideres, Jakarta Barat.
Reza mengaku setuju terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Bhayangkara yang menyatakan bahwa keempat orang tersebut meninggal secara wajar, yakni karena sakit.
"Saya mengamini pendapat atau kesimpulan dari teman-teman Kedokteran Forensik," kata Reza dalam Kompas Petang, Kompas TV, Jumat (9/12/2022).
"Apakah sakitnya merupakan produk rekayasa atau murni karena faktor alami, ya tentu teman-teman Kedokteran Forensik yang tahu," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Reza pun mencoba menganalisis terkait alasan keluarga tersebut tidak meminta bantuan baik kepada kerabat maupun tetangga.
Menurutnya, satu keluarga itu memang terlihat menghindar atau menjaga jarak sosial dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut, kata dia juga sudah terlihat dari pagar rumah yang sangat menutupi rumah mereka.
"Tanda-tanda bahwa satu keluarga itu menghindar atau menjaga jarak sosial yang sedemikian besar itu tidak perlu investigasi mendalam. Hanya melihat bentuk pagar rumahnya pun, kita bisa simpulkan bahwa orang-orang yang berada di dalam rumah itu memang menghindari adanya interaksi sosial," jelasnya.
"Dari situ bisa kita pahami kalau tetangga kiri kanan tidak tahu tentang apa yang berlangsung di rumah tersebut, seperti ada yang sakit, bahkan meninggal dunia, sangat pantas jika tidak diketahui siapa pun," ulasnya.
Baca Juga: Ibu dari Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Sempat Konsumsi Obat Kanker Payudara
Sebelumnya, Reza juga sempat mengutarakan spekulasi tidak diketahuinya kondisi di dalam rumah tersebut, diduga adanya salah satu anggota keluarga yang menutup akses informasi.
"Saya pernah mengutarakan spekulasi bahwa adakah kemungkinan karena empat orang tersebut meninggal secara tidak bersamaan, dimungkinkan ada salah satu yang menutup akses sehingga anggota keluarga lain tidak mendapatkan pertolongan atau pengobatan, maupun tidak bisa mendapatkan makanan," jelasnya.
Dia juga menyinggung terkait Pasal 345 KUHP yang menyebut bahwa orang yang mendukung pihak lain untuk bunuh diri, memfasilitasi bunuh diri, atau menghalang-halangi pihak lain untuk mencari pertolongan hingga meninggal, maka hal itu termasuk tindakan pidana.
"Tapi saya memilih tidak berspekulasi itu lagi, karena dari pihak kepolisian sudah mengatakan, tidak ada indikasi atau peristiwa pidana yang mendahului orang tersebut," jelasnya.
Di sisi lain, meski setuju dengan pendapat tim forensik gabungan, namun Reza merasa keberatan dengan kalimat yang disampaikan mereka saat mengumumkan penyebab kematian keluarga di Kalideres tersebut.
Menurutnya, kalimat kematian yang wajar, dirasa kurang tepat bagi Reza.
"Diksi yang digunakan oleh kolega psikologi forensik menurut saya agak sumir, yaitu menggunakan kata wajar," tegasnya.
Dia kemudian menjelaskan, menurut pemahamannya, penyebab kematian bisa dijelaskan dengan empat hal, yakni secara natural atau penyebab kematian alami, kematian akibat accident atau kecelakan, karena bunuh diri, maupun pembunuhan.
Baca Juga: Bukan Kelaparan, Dokter Forensik Sebut Satu Keluarga di Kalideres Makan 3 Hari sebelum Tewas
"Tampaknya yang dimaksudkan kolega psikologi adalah kematian yang disebabkan oleh faktor alami. Menurut saya, istilah itu lebih tepat, definitif, tidak mengundang multitafsir, ketimbang penggunaan istilah kematian secara wajar," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, kesimpulan yang didapat dari hasil penyelidikan gabungan menyatakan bahwa keempat orang di Kalideres tersebut meninggal secara wajar.
"Berdasarkan pemeriksaan area psikologis tersebut, ditemukan adanya petunjuk rating lethality atau cara kematian Budiyanto, Rudyanto, Renny, dan Dian, yang mengarah pada yang sama, yaitu kematian yang wajar," ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumowardani, Jumat (9/12).
Sementara itu, ahli forensik Rumah Sakit Bhayangkara dr Asri M Pralebda menyatakan bahwa empat orang tersebut meninggal karena sakit.
"Dengan jelas dan yakin, kami dapat nyatakan, penyebab kematian Bapak Rudiyanto adalah penyakit pada saluran cerna, dan Ibu Reni adalah kelainan pada payudara," kata Asri.
Dia juga menyatakan, penyebab kematian dua orang lainnya yakni Budiyanto dan Dian, juga disebabkan oleh penyakit.
"Sebab kematian yang pasti Pak Budiyanto adalah serangan jantung yang baru atau akut. Sebab kematian Ibu Dian adalah gangguan pernapasan yang disertai penyakit pernapasan," terangnya.
Sehingga, disimpulkan bahwa tidak ada indikasi keempat korban yang terdiri dari suami, istri, anak, dan ipar itu bunuh diri ataupun dibunuh dalam kasus tersebut.
Atas kesimpulan tersebut, maka pihak kepolisian akan menghentikan proses penyelidikan kasus satu keluarga tewas di Kalideres tersebut.
Baca Juga: Tak Ada Tindak Pidana, Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres Resmi Ditutup
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV