Pendopo Royal Ambarrukmo Jadi Lokasi Akad Nikah Kaesang-Erina, Ada 1 Ruangan yang Tak Boleh Dimasuki
Budaya | 3 Desember 2022, 16:03 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pendopo Royal Ambarrukmo bakal menjadi lokasi akad nikah Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi dengan Erina Gudono.
Tidak hanya bernuansa Jawa, pendopo itu merupakan bangunan yang dibangun pada zaman pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) II sekitar tahun 1792.
Kemudian pembangunan dilanjutkan oleh Sri Sultan HB III, dan disempurnakan oleh Sri Sultan HB VII.
General Manager Royal Ambarrukmo, Herman Courbois mengatakan, meski sering digunakan sebagai venue pernikahan, namun tidak semua ruangan di sekitar pendopo bisa digunakan.
Selain itu, pernikahan yang digelar di Pendopo Royal Ambarrukmo juga harus menggunakan adat Jawa.
"Ya memang Pendopo sering digunakan untuk wedding, tetapi tergantung berapa tamunya. Kalau hanya sedikit, ya di Pendopo. Tetapi kalau nanti invoice-nya besar, bisa sampai Balai Kambang (ruangan bagian belakang Pendopo)," katanya, Jumat (02/12/2022) dikutip dari Tribun News.
Baca Juga: Calon Pengantin Kaesang-Erina juga akan Jalani Tata Cara Nyantrik, Apa itu?
"Lokasi yang dilarang tidak ada, kecuali Ndalem Ageng. Ada satu ruangan yang tidak bisa dimasuki. Karena di situ dulu adalah lokasi HB VII," sambungnya.
Ia juga menerangkan, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo dulunya merupakan tempat singgah Sultan dan sebagai tempat menyambut tamu-tamu penting sebelum menuju ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pesanggrahan Ambarrukmo kemudian beralih fungsi sebagai tempat tinggal sejak 1921, ketika Sri Sultan HB VII turun tahta, hingga wafat pada 1941.
Bangunan tersebut rupanya pernah menjadi markas tentara Belanda, perumahan sementara pegawai kantor pos, tempat Pendidikan Kepolisian Republik Indonesia, dan kantor Administrasi Bupati Sleman.
"Pada 27 Oktober 1920, Sri Sultan HB VII mundur dari jabatan Sri Sultan. Kemudian setelah resmi turun takhta, beliau menetap dan tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo. Mengingat yang menempati kawasan Ambarrukmo adalah Sri Sultan HB VII, penyebutannya berubah menjadi Kedhaton Ambarrukmo. Beliau tinggal di Kedhaton Ambarrukmo sampai wafat," lanjutnya.
Tidak hanya kaya nilai sejarah, bangunan 200 tahun lebih tersebut juga mengandung makna dan filosofi pada setiap bentuk,struktur, dan ornamennya.
Misalnya hiasan yang bernama Putri Mirong di pilar penyangga Pendopo yang menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagai visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul.
Hiasan Ceplok Melati atau Wajikan yang terdapat di langit-langit Pendopo juga menyimbolkan sifat kejujuran.
Ornamentasi pada Pendopo umumnya melambangkan kesuburan, keindahan,dan juga kebaikan.
Baca Juga: Pernikahan Kaesang-Erina Digelar di Jogja, Sultan Hamengku Buwono X Belum Terima Undangan
Penulis : Kiki Luqman Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV