11 Orang Masih Hilang, Pencarian Korban Gempa Cianjur Diperpanjang Tiga Hari
Update | 28 November 2022, 09:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan SAR Nasional (Basarnas) memperpanjang operasi pencarian korban gempa Cianjur, Jawa Barat selama tiga hari. Yakni dari tanggal 28 hingga 30 November 2022.
Koordinator Misi Pencarian Basarnas Jumaril mengatakan, selama tiga hati ke depan pencarian dipusatkan pada tiga lokasi.
"Hari ini tim masih melaksanakan pencarian terhadap 11 korban dengan tiga worksite (lokasi kerja) seperti hari sebelumnya," kata Jumaril seperti dikutip dari Antara, Senin (28/11/2022).
Ketiga lokasi itu yakni Warung Sate Sinta melibatkan 176 personel, lima regu anjing pelacak, dan empat personel pendeteksi kehidupan (life detector).
Kemudian lokasi kedua di Desa Cijedil RT03/RW01 Kecamatan Cugenang dengan 134 personel, empat tim anjing pelacak, dan empat personel life detector.
Baca Juga: Evakuasi Korban Gempa Terhambat Macet, Pemberian Bantuan Diimbau Langsung ke Posko Terpusat
Lalu lokasi ketiga di Kampung Cicadas Desa Cijedil Kecamatan Cugenang dengan 62 personel, dua tim anjing pelacak, dan empat personel life detector.
"Selain kegiatan pencarian dan pertolongan, tim Basarnas menyalurkan bantuan logistik berupa terpal, paket kebutuhan keluarga termasuk kebutuhan balita, beras, dan air mineral," ujar Jumaril.
Data terakhir, Basarnas mencatat korban yakni 703 orang luka, 73.693 orang mengungsi, 321 orang meninggal dunia, dan 11 orang dalam pencarian.
Sementara itu, mulai hari ini (28/11), Bupati Cianjur akan memegang kendali penuh pelaksanaan tugas di lapangan untuk penanganan gempa di Kabupaten Cianjur. Termasuk pencarian dan pertolongan korban serta penanganan pengungsi.
"Kami tadi sudah rapat dengan pak bupati, mulai besok pak bupati akan memegang kendali penuh terkait dengan pelaksanaan tugas di lapangan baik terkait dengan pencarian dan pertolongan terkait dengan penanganan pengungsi, evakuasi termasuk pada saat nanti pembangunan rumah-rumah yang rusak," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam konferensi pers virtual, Minggu (27/11).
Baca Juga: Menteri Halim: Dana Desa Bisa Digunakan untuk Penanganan Korban Gempa Cianjur
Suharyanto mengatakan, gempa Cianjur merupakan bencana daerah bukan bencana nasional. Sehingga segala penanganan komando di lapangan dan pelaksanaan kegiatan hariannya akan kembali sesuai dengan ketentuan, yakni bupati menjadi komandan satuan tugas (satgas).
"Di setiap bencana apapun apalagi bencana ini walaupun masif, walaupun dampaknya sangat besar, tadi data-datanya sudah saya sampaikan, tapi tetap ini bencana daerah bukan bencana nasional," ujar Suharyanto.
Meski demikian, Suharyanto menuturkan pemerintah pusat tetap akan mendampingi dan memberikan bantuan secara optimal.
"Kalau bencana daerah sesuai dengan ketentuan surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 16 Februari 2019, itu berdasarkan instruksi bapak presiden bahwa kalau bencana daerah itu otomatis pak bupati menjadi komandan satgas dibantu wakilnya komandan kodim dan kapolres," tuturnya.
Baca Juga: Penjelasan Menkes soal BPJS Orang Kaya: Asuransi Swasta yang Terkoneksi BPJS Kesehatan
Untuk sehari-sehari, Suharyanto mengatakan bupati Cianjur dapat menunjuk komandan dari Komando Distrik Militer (Kodim) sebagai pengendali di lapangan dibantu dengan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres).
"Ini akan kita jalankan sehingga aparat-aparat di daerah Kabupaten Cianjur ini nanti langsung secara perlahan memegang komando," ujarnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara