Terkait Kasus Teddy Minahasa, Survei Indikator: 58,8% Publik Nilai Ada Persaingan Tak Sehat di Polri
Hukum | 27 November 2022, 18:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Lembaga Survei Indikator Politik merilis hasil survei pendapat publik tentang kinerja lembaga penegak hukum terkait kasus-kasus besar, salah satunya kasus peredaran narkoba yang diduga melibatkan mantan Kapolda Sumatera Barat Teddy Minahasa.
Hasil survei mengungkapkan, mayoritas responden yang mengetahui kasus Teddy Minahasa, berasumsi ada persaingan tidak sehat di internal Polri usai terbongkarnya kasus tersebut.
Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat menyampaikan hasil survei bertajuk Kinerja Lembaga Penegak Hukum di Mata Publik dan Penanganan Kasus-Kasus Besar, secara daring, Minggu (27/11/2022).
Mulanya, para responden dalam survei ditanya tahu atau pernah mendengar soal penangkapan Teddy Minahasa. Hasilnya, ada 39 persen responden mengetahui, sementara 61 persen mengaku tidak tahu.
"Soal penangkapan Irjen Teddy Minahasa, ini kasus yang belum lama, saya sebagai pelaku atau periset opini publik terus terang cukup kaget ya. Yang mengetahui kasus ini besar sekali 39 persen, jadi ini beda dengan isu-isu elite yang umum diketahui kecil," kata Burhanuddin.
Lebih lanjut, dia menyebut, di antara responden yang mengikuti berita penangkapan Teddy Minahasa, 64,7 persen mengatakan terbongkarnya kasus tersebut, menunjukkan komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang tidak pandang bulu dalam menindak tegas anggotanya yang melanggar.
"26,9 persen menilai penangkapan Irjen Teddy Minahasa Putra menunjukkan bahwa Kapolri tidak becus dalam menentukan figur untuk Kapolda Jawa Timur," jelasnya.
Seperti diketahui, Teddy Minahasa sempat akan dimutasi menjadi Kapolda Jawa Timur. Tapi kemudian dibatalkan setelah Teddy terjerat kasus dugaan peredaran narkoba.
Baca Juga: Kejati DKI Terima Kembali Berkas Perkara Teddy Minahasa dari Penyidik Polda Metro Jaya
Meski demikian, Burhanuddin menyebut, 58,8 persen responden yang mengetahui kasus Teddy Minahasa berpendapat terbongkarnya kasus ini menunjukkan adanya persaingan tidak sehat di tubuh Korps Bhayangkara.
"Mayoritas dari yang tahu juga setuju bahwa terbongkarnya kasus ini menunjukkan adanya persaingan antarkelompok dalam tubuh Polri yang tidak sehat," ujarnya.
"Ini menarik ya, satu sisi mengapresiasi pembongkaran (kasus Teddy), tapi di sisi lain publik juga mengakui aroma persaingan yang tidak sehat."
Sebagai informasi, survei dilakukan pada 30 Oktober-5 November 2022 dengan melibatkan 1.220 responden dari seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui metode multistage random sampling.
Toleransi kesalahan atau margin of error sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Hotman Paris Heran AKBP Dody Simpan Barang Bukti Narkoba, Padahal Perintah Irjen Teddy Kembalikan
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV