> >

Jumat Pagi, BMKG Sebut Sudah Dua Kali Gempa Susulan Dirasakan di Cianjur dan Sekitarnya

Update | 25 November 2022, 06:54 WIB
Ilustrasi bentangan Sesar Cimandiri yang diduga menjadi pemicu gempa Cianjur, Senin (21/11/2022). (Sumber: Kompas TV)

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kawasan perbukitan dengan tebing curam yang dapat mengalami ketidakstabilan lereng (slope) saat terjadi gempa kuat. 

"Hal ini, karena saat hujan lebat, gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall)," ungkapnya melalui media sosial Twitter, Kamis (24/11/2022).

Ia menerangkan, gempa kerak dangkal umumnya terjadi di kedalaman 1-30 kilometer. Selain itu, ia mengungkapkan ada beberapa sesar di Jawa Barat yang menjadi sumber gempa kerak dangkal.

"Zona sumber gempa ini di Jawa Barat cukup banyak, seperti Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Citarik, Sesar Cipamingkis, Sesar Lembang, dan Sesar Cirata," cuitnya.

Baca Juga: BMKG Ungkap Alasan Banyak Gempa Susulan di Cianjur, Imbau Masyarakat Hindari Kawasan Perbukitan

Dia menjelaskan, gempa kerak dangkal sangat berpotensi menimbulkan rekahan permukaan (surface rupture), sehingga bisa lebih merusak bangunan di jalur sesar. 

"Bangunan apa pun yang dibangun di atas jalur sesar aktif akan mengalami kerusakan saat sesar mengalami pergeseran," imbuhnya.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU