> >

Pakar Gempa Bumi Tegaskan Tak Ada Alat Prediksi Gempa, Pastikan Isu Viral Gempa Besar Susulan Hoaks

Viral | 23 November 2022, 12:55 WIB
Petugas SAR membantu warga mencari korban yang masih diduga tertimbun reruntuhan rumah akibat gempa di Kampung Sela Eurih, Desa Benjot, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Menurut dia, bagi masyarakat yang sudah terlanjur membangun rumah tanpa konstruksi tahan gempa, sebaiknya mengenali rumahnya dengan baik. Artinya, tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana alam, termasuk gempa bumi.

Baca Juga: Anggota DPR Tertawakan Kepala BMKG Masuk Meja saat Gempa Disorot, Ini 7 Langkah Penting Lainnya

"Paling tidak yang punya rumah lebih tahu, lebih kenal rumahnya kalau misalnya terjadi gempa, kemudian rumahnya roboh dia harus ngapain," jelasnya.

"Apakah lari ke luar atau ada bagian rumah yang sengaja diperkuat, sehingga dia bisa berlindung di situ supaya lebih aman, ada banyak trik lah kalau memang itu dilakukan," lanjut lulusan program sarjana Institut Teknologi Bandung itu.

Terkait tata ruang, ia mengimbau masyarakat untuk tidak membangun rumah di wilayah rawan bencana.

"Jadi kita jangan membangun di wilayah yang sudah dipelajari rawan bencana, rawan gempa. Misalnya tidak membangun rumah di jalur patahannya atau jangan membangun rumah di zona rawan longsor," tutur Danny.

Baca Juga: Hoaks Akan Terjadi Gempa Besar di Waduk Cirata, BMKG: Informasi Resmi Hanya dari Pemerintah

Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, viral kabar mengenai pergerakan patahan atau sesar Cimandiri di daerah Sukabumi dan erupsi Gunung Gede.

Selain itu, beredar pula voice note atau pesan suara yang dikaim dari Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan akan ada gempa besar di Waduk Cirata.

Mengenai hal itu, BMKG mengonfirmasi bahwa kabar-kabar tersebut hoaks atau berita bohong.

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU