Polisi Ungkap Percakapan di 2 Ponsel Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Banyak Kata-Kata Emosi
Peristiwa | 22 November 2022, 19:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kepolisian mengungkap isi pesan dari telepon milik keluarga yang tewas di dalam rumah di Kalideres.
Ditkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi dalam riwayat percakapan dari dua ponsel milik satu keluarga yang tewas tidak ditemukan masalah utang piutang yang menjerat keluarga tersebut.
Menurut Hengki bahasa yang digunakan juga sangat rapi dan terkesan pengirim pesan berpendidikan.
"Ada bahasa inggris di sela tulisan tersebut. Sepertinya wanita yang menulis," ujar Hengki, Selasa (22/11/2022).
Baca Juga: Terungkap! 1 Korban Kematian Keluarga di Kalideres Sudah Meninggal Sejak Mei 2022
Selain itu pihaknya juga menemukan percakapan yang berisi kata-kata tentang emosi dengan satu arah komunikasi ke satu ponsel.
"Jadi banyak sekali kata-kata berisi tentang emosi yang bersifat negatif," ujarnya
Hengki menambahkan tim forensik masih terus mendalami penyebab kematian satu keluarga ini malalui sejumlah alat bukti yang didapat.
Termasuk mendalami riwayat percakapan dalam dua ponsel yang diamankan. Menurut Hengki masih belum diketahui siapa yang aktif menggunakan ponsel tersebut lantaran alat komunikasi ini dipakai seluruh keluarga.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Ternyata Suami Istri Sudah Meninggal Sejak Mei
Dari keempat orang tersebut, satu handphone digunakan oleh masing-masing dua orang.
"Ini sedang di analisis tim ahli dari psikologi forensik karena HP itu di pakai sama sama. Di riwayat percakapan enggak ada masalah utang," ujar Hengki.
Menjual Barang dan rumah
Lebih lanjut Hengki menjelaskan dari pendalaman barang bukti ponsel, penyidik juga menemukan salah satu korban bernama Budianto Gunawan (68) sempat menghubungi sebuah nomor untuk menjual barang-barang yang ada di rumah.
Baca Juga: Saksi Mata Tahu Pemilik Rumah di Kalideres Sudah Jadi Mayat Sejak Mei, tapi Diminta Jangan Lapor
Seperti kendaraan AC, kulkas, blender, TV. Korban juga secara proaktif menghubungi pihak mediator untuk menjual rumah dan pegawai koperasi simpan pinjam untuk menggadaikan sertifikat rumah korban.
Penyidik kemudian mendapati fakta baru dari para pihak yang dihubungi tersebut. Diketahui korban Rudyanto Gunawan (71), Margaretha (68) sudah meninggal sekitar Mei 2022.
Sedangkan Budianto Gunawan, dan Dian (42), masih hidup.
Hal ini diketahui saat pegawai koperasi simpan pinjam datang ke rumah dan mencium bau busuk, pada Mei 2022.
Para saksi ingin bertemu dengan Reni Margareta yang namanya tertulis sebagai pemilik rumah. Namun, saat itu mereka ditemui oleh anak Reni Margareta bernama Dian.
Dian mengatakan jika ibunya sedang tidur di kamar.
"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambil disisir dan rambutnya rontok semua," ujar Hengki, Senin (21/11/2022).
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV