> >

Mantan Kasat Reskrim Polres Jaksel Merasa Jadi Korban Ferdy Sambo, Saya Di-prank

Hukum | 21 November 2022, 18:49 WIB
Mantan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ridwan Soplanit, mengaku tak mendengar suara tembakan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bekas Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Rhekynellson Soplanit mengaku turut menjadi korban kebohongan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Sebab, pada awal kasus ini mencuat, dirinya tak tahu telah dikelabui oleh skenario yang telah dirancang oleh mantan jenderal polisi bintang dua itu.

Baca Juga: Intervensi Ferdy Sambo saat Penyidik Olah TKP: Jangan Ramai-ramai hingga Terlalu Keras ke Bharada E

Karena percaya dengan skenario Ferdy Sambo, keterlibatan Ridwan dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir J malah berakibat fatal pada karirnya.

Ridwan Soplanit menjadi satu dari 34 polisi yang dimutasi ke Pelayanan Markas (Yanma) Polri karena diduga melenggar kode etik dalam pengusutan kasus kematian Brigadir J.

Jabatannya sebagai Kasat Reskrim Polres Metro Jaksel pun akhirnya hilang. Ia kemudian dicopot dari jabatannya, terhitung sejak 22 Agustus 2022.

Ridwan hadir sebagai saksi dalam sidang pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (21/11/2022), itu.

Baca Juga: Ridwan Soplanit Ungkap Kondisi Jenazah Brigadir J: Saat Masker Dibuka, Ada Luka di Hidung dan Bibir

Ridwan ditanya oleh pengacara Kuat Ma'ruf soal detik-detik dirinya tiba di rumah dinas Ferdy Sambo tak lama setelah penembakan Brigadir J pada Jumat (8/7/2022).

Diketahui, Ridwan Soplanit merupakan anggota polisi pertama yang datang ke TKP pembunuhan Beigadir J.

Pengacara Kuat Ma'ruf bertanya apa saja yang dilihat Ridwan Soplanit sesaat setelah tiba di rumah dinas Ferdy Sambo.

Selain itu, kuasa hukum Kuat Ma'ruf menanyakan apakah Ridwan melihat kliennya membawa sesuatu atau tidak saat itu.

Baca Juga: Ternyata Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Pisah Rumah, Seragam Disiapkan Ajudan

"(Kuat Ma'ruf) bawa sesuatu?" tanya pengacara Kuat.

"Saya tidak memperhatikan," jawab Ridwan.

Ridwan menjawab, ketika tiba di rumah dinas Ferdy Sambo, dirinya tak tahu menahu soal peristiwa yang terjadi.

Malah, begitu bertemu Ferdy Sambo di rumah tersebut, Ridwan mengatakan menjadi korban kebohongan sang tuan rumah.

"Ini kan saya datang juga sebagai korban (Ferdy Sambo). Saya di-prank juga kalau saya bilang," katanya.

Saat itu, kata dia, Ferdy Sambo bercerita kepada Ridwan mengenai peristiwa yang dia rancang soal baku tembak antara dua ajudannya yakni Bharada Richard Eliezer dan Brigadir J.

Baca Juga: Sebelas  Saksi Hadiri Sidang Lanjutan Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf, Tak Ada Kombes Susanto

Dalam insiden itu, Ridwan mengatakan Ferdy Sambo berujar bahwa Brigadir J tewas tertembak, sementara Bharada E tak terkena satu pun peluru.

Menurut keterangan Ferdy Sambo kepadanya, tembak menembak itu dilatarbelakangi oleh pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istrinya, Putri Candrawathi.

Saat menceritakan mengenai hal tersebut, kata Ridwan, Ferdy Sambo terlihat sangat emosional.

Ferdy Sambo, disebut Ridwan, sempat menepuk tembok dan berulang kali menggelengkan kepala. Selain itu, matanya tampak berkaca-kaca seolah menahan air mata.

"Pada saat dia sambil menerangkan, kemudian dia menepuk tembok agak keras. Saya agak kaget juga, Yang Mulia," ujar Ridwan.

Baca Juga: AKBP Ridwan Soplanit Klaim Olah TKP Dapat Intimidasi dari Propam Polri dan Ferdy Sambo

"Kemudian kepalanya tunduk ke tembok, kemudian dia melihat saya terus sambil menggeleng-geleng kepala. Matanya agak berkaca-kaca."

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU