Dua Kain Ini Jadi Cenderamata KTT G20, Dipakai Pemimpin Negara dan Pasangan saat Jamuan Makan Malam
Update | 16 November 2022, 16:12 WIBBADUNG, KOMPAS.TV - Dua jenis kain, yakni kain tenun dan batik, menjadi cenderamata bagi delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan dikenakan oleh para pemimpin negara serta ketua lembaga internasional di Bali.
Adapun KTT G20 baru saja ditutup Rabu (16/11/2022) dan selanjutnya Presiden G20 berada di tangan India yang akan menjadi tuan rumah pada 2023 mendatang.
Saat menghadiri jamuan makan malam di Lotus Pond, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Selasa (15/11), para tamu undangan KTT G20 tampak mengenakan batik dan kain tenun Indonesia.
Rupanya, batik dan tenun itu merupakan cenderamata yang telah disiapkan oleh Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) RI untuk para undangan KTT G20.
Melansir dari laman Kemensetneg, ada dua jenis kain tradisional yang menjadi pilihan cenderamata, yakni Batik Tiga Negeri Pekalongan dan Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali.
Batik Tiga Negeri
Batik Tiga Negeri adalah batik yang tergolong batik pesisir. Batik ini memiliki ciri khas dengan warna cerah yang mencerminkan keceriaan dan kegembiraan.
Batik itu juga disebut sebagai batik mahakarya pembatik peranakan Cina di wilayah pesisir utara Jawa dan Solo.
Baca Juga: Kuliner Kaya Rempah, Jamuan KTT G20 di Bali yang Dimasak Menggunakan Bambu
Dibandingkan dengan kain batik lainnya, pewarnaan menjadi ciri khas tersendiri dari jenis Batik Tiga Negeri. Batik ini mengalami proses pewarnaan yang dilakukan secara berpindah-pindah di tiga daerah.
Warna merah (khas Tionghoa) dari buah Mengkudu dicelup di Lasem, warna biru (khas Belanda) dari tanaman Indigo diwarnai di Pekalongan, sedangkan warna cokelat sogan (khas Jawa) dari tanaman Soga dikerjakan di Solo atau Yogyakarta.
Tradisi batik ini telah berlangsung sejak lama dan tumbuh dan berkembang dari daerah Kedungwuni, Pekalongan.
Selain dari warna-warni kain batiknya, simbol hasil akulturasi budaya asing dan budaya nusantara juga tercermin dari motif-motif yang terukir di Batik Tiga Negeri.
Pesona Batik Tiga Negeri menonjol karena kompleksitas motifnya atau coraknya. Batik ini mampu menggabungkan motif batik pedalaman (Solo dan Yogyakarta) dengan motif pesisiran (Pekalongan dan Cirebon) serta motif Peranakan Tionghoa dan motif Belanda.
Jenis batik asli Pekalongan yang menjadi suvenir KTT G20 yaitu kain batik Liem Ping Wie (LPW) yang mempunyai ciri khas pada tiap detail motif dan pewarnaannya.
Baca Juga: Makan Malam Bebas Antrean untuk Para Delegasi KTT G20 di Garuda Wisnu Kencana Bali
Kain batik LPW dibuat secara turun menurun dengan sentuhan etnik yang mendalam dan dipadukan dengan warna cerah sehingga memiliki ciri khas yang unik. Batik LPW memproduksi batik tulis halus hingga batik cap coletan, membuat batik ini layak untuk menjadi salah satu koleksi para pecinta batik.
Kain batik pesisir yang dipersiapkan oleh Indonesia untuk seluruh ketua delegasi yang hadir telah dikerjakan secara detail selama enam bulan untuk setiap satu helai kain batiknya. Sekitar empat orang diperlukan untuk menyelesaikan satu helai kain batik ini.
Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali
Kain tenun ikat merupakan kain khas Bali yang mencerminkan keindahan alam, flora, dan fauna Bali serta sarat dengan nilai seni dan filosofi yang kaya warna dan simbolisme.
Inspirasi keindahan flora berupa bunga, putik, dan tanaman rambat nusantara digubah dan diterjemahkan dalam karya tenun ini. Terdapat pola-pola hiasan tegas yang dibuat berulang-ulang dan mengalir yang disebut pepatran pada tiap lembar kain.
Ornamen pepatran mengandung unsur budaya adi luhung yang melambangkan sebuah paradoks kehidupan yang harus diselaraskan dan diseimbangkan sehingga tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia.
Baca Juga: Viral Presiden Perancis Mendadak Pilih Jalan Kaki 2 Kilometer Usai Makan Malam KTT G20 di GWK
Kain Tenun Ikat Catri Klungkung Bali sepenuhnya dikerjakan menggunakan tangan para terampil penenun Desa Gelgel, Klungkung Bali dan alat tenun tradisional sehingga setiap corak kainnya unik dan tidak ada yang sama antara satu dan lainnya.
Wastra nusantara ini merupakan hasil inovasi desain dari Putu Agus Aksara Diantika. Kain tenun ikat yang dibuat dengan teknik tenun ikat tanpa meninggalkan keaslian kain endek klungkung.
Kain Tenun Ikat Catri ini diberikan dan disematkan kepada para Istri dari para Pemimpin Negara G20 saat jamuan makan malam atau welcoming dinner, di GWK.
Baca Juga: Peran Penting "Dua Srikandi" yang Selalu Dampingi Presiden Jokowi di Hari Pertama KTT G20 Bali
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV