Merawat Pemikiran Buya Syafii Maarif tentang Islam, Toleransi dan Pancasila
Sosial | 16 November 2022, 12:02 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Maairif Institute menyelenggarakan Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafii Maarif (SKK-ASM) IV dengan tema Islam, Kebhinekaan, dan Keadilan Sosial pada tanggal 12 -17 November 2022 di Pesma Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Guru Besar UIN Kalijaga Amin Abdullah yang hadir menjadi pembicara mengatakan, Buya adalah kritikus sosial-agama, sosial-budaya, dan sosial-politik yang tajam.
“Buya Syafii kerap melontarkan kritik ke publik secara lugas tanpa tedeng aling-aling, mulai dari persolan konflik Sunni dan Syiah hingga persoalan FPI yang disebut Buya sebagai ‘preman berjubah’ karena aksinya yang kerap melakukan aksi sweeping," kata Amin dalam keterangan tertulis, Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Tepat di Hari Pahlawan, Muhammadiyah Resmikan "Serambi Buya Syafii Maarif"
Amin Abdullah mengelaborasi lebih jauh bahwa ajaran Islam dewasa ini harus mampu merespons persoalan humanisme kontemporer.
"Untuk melakukan itu diperlukan peninjauan kembali pada epistemologi keilmuan Islam yang selama ini masih terjebak pada metode dan pendekatan Ulum al-Din lama," ujarnya.
Ia menambahkan, corak pendidikan Islam sudah seharusnya melibatkan riset lapangan dan membahas perihal kewargaan dalam negara bangsa yang tuntas dan mendasar dalam hubungannya dengan isu-isu dan paham keagamaan agar ajaran Islam dapat hadir menjadi solusi bagi keindonesiaan.
Sementara itu Rektor IAIN Salatiga Prof Zakiyudin Baidhawi dalam paparannya mengatakan bahwa gagasan keislaman Buya Syafii adalah gagasan Islam berkemajuan yang konsen terhadap Islam berkemajuan, tolerasi, nilai-nilai kebangsaan, dan komitmennya tentang nilai-nilai Pancasila.
"Sebuah bangsa dapat mengalami kehancuran bila toleransi sosial, agama, dan budaya tidak mantap," kata Zakiyudin.
Baca Juga: 3 Buku Baru Buya Syafii Maarif, Kebangsaan dan Keumatan hingga Usulan Dijadikan Pahlawan Nasional
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Program Maarif Institute Moh. Shofan yang mengawal jalannya SKK mengatakan, bersamaan dengan hari toleransi internasional ini, dirinya berharap peserta SKK bisa melanjutkan cita-cita Buya Syafii Maarif yang konsen terhadap isu isu toleransi, nilai-nilai kebangsaaan, dan Pancasila untuk menentang segala bentuk diskriminasi dan prasangka.
Penulis : Fadel Prayoga Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV