Kemenkes Sebut Indonesia Jadi Negara Ketiga yang Konsumsi Gula Terbanyak
Kesehatan | 15 November 2022, 04:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan Indonesia merupakan negara ketiga yang mengonsumsi gula terbanyak di kawasan ASEAN.
“Kita menduduki peringkat ketiga padahal rekomendasi batasan konsumsi gula yang sudah dituangkan dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 adalah kurang dari 52,5 gram atau setara dengan empat sendok makan per hari,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Eva Susanti dalam Media Briefieng Hari Diabetes Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (14/11/2022) dikutip dari Antara.
Eva merinci rata-rata 5,5 persen penduduk di Indonesia mengonsumsi gula lebih dari 50 gram per hari, karakteristik konsumsi berdasarkan usia yakni lebih dari 55 tahun sebesar 13,7 persen dan 19-55 tahun 13,5 persen.
Jika berdasar gender, laki-laki sebanyak 15,9 persen mengonsumsi gula lebih tinggi dibandingkan perempuan yang berkisar 7,1 persen. Dengan produk yang paling banyak dikonsumsi jatuh pada teh kemasan 13,26 persen susu kental manis 5,2 persen dan jus buah serbuk 4,82 persen.
“Kemudian 61,27 persen mengonsumsi minuman dengan kandungan gula tinggi, lebih dari sekali setiap hari."
"Ini mengkhawatirkan, kalau ini terus menerus nanti kita akan banyak orang yang terkena diabetes di kemudian hari,” jelasnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Kemenkes Sebut Positivity Rate Nyaris 20 Persen
Data mencatat jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2021 yang terkena diabetes sudah mencapai 19,5 juta. Diperkirakan akan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045 menyebabkan Indonesia menjadi negara dengan populasi diabetes tertinggi kelima sedunia.
Angka itu terus mengalami peningkatan sejak tahun 2013, yang tadinya 6,9 persen menjadi 10,9 persen di tahun 2018. Diabetes pun pada tahun 2019 menjadi salah satu penyakit yang menyumbangkan kematian tertinggi sebesar 6,2 persen bersama dengan stroke 19,4 persen, jantung 14,4 persen dan kanker 13,5 persen.
Eva mengingatkan semua pihak untuk mulai menaruh perhatian pada diabetes karena berdasarkan data International Diabetes Federation 2021, sebanyak 537 juta populasi di dunia telah terkena diabetes, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 783 juta di tahun 2045.
Eva menyebut semua intervensi dan upaya akan dijalankan dengan melihat terlebih dahulu segmen populasi yang menjadi sasaran.
Saat ini ada tiga populasi target yakni populasi berisiko diabetes melitus yang berusia lebih dari 15 tahun berkisar 219 juta orang, populasi yang sudah atau belum terdeteksi diabetes melitus ada 19,5 juta orang dan telah terdiagnosis 5,2 juta orang.
“Konsen kita semua bagaimana bisa menurunkan prevalensi diabetes di Indonesia. Ini termasuk penyakit dengan beban biaya tertinggi yang harus kita turunkan agar negara kita tidak menjadi negara yang banyak penderita diabetesnya,” ujarnya.
Baca Juga: Bertambah Lagi, Kemenkes Catat Ada 48 Kasus Omicron XBB di Indonesia
Penulis : Kiki Luqman Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Antara