Kompolnas Minta Kapolri Listyo Telusuri Dugaan Setoran Tambang Ilegal ke Kabareskrim Agus
Kompas petang | 9 November 2022, 18:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk menindaklajut informasi dugaan setoran tambang ilegal ke Komjen Agus Andrianto.
Dugaan setoran hasil tambang ilegal ini mencuat setelah video klarifikasi mantan anggota Polres Samarinda, Kalimantan Timur, Ismail Bolong viral di media sosial.
Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto menyatakan Kapolri Listyo perlu menindaklanjut informasi tersebut agar tidak menjadi bola liar yang merugikan Polri di tengah upaya mereformasi lembaga korps Bhayangkara.
"Bagi Kompolnas jangan sampai ini menggangu institusi Polri. Kami minta sesegera Kapolri mengklarifikasi ini. Kalau memang benar ya ditindak, kalau tidak benar ya diklarifikasi. Yang jelas ada kepastian," ujar Wahyu di program Kompas Petang KOMPAS TV, Rabu (9/11/2022).
Baca Juga: Telusuri Dugaan Setoran Tambang Ilegal, IPW Minta Kapolri Buat Timsus dan Nonaktifkan Kabareskrim
Wahyu menjelaskan Kompolnas telah melakukan investigasi terkait dugaan setoran tambang ilegal kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa Ismail Bolong merupakan mantan anggota Polri. Ismail meminta pensiun dini dan mendapat persetujuan dari Kapolda Kalimantan Timur.
Ismail Bolong kini sudah tidak menjadi anggota Polri setelah diberhentikan dengan hormat. Data lain yang diterima Kompolnas, klarifikasi Ismail ini dilakukan pada Februari 2022.
Kemudian Maret 2022 kasus ditangani oleh Divisi Propam Polri dan ditangani oleh mantan Karo Paminal Promam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan April 2022 informasi diterima oleh Divisi Hukum Polri.
Baca Juga: Kabareskrim Dilaporkan ke Propam Diduga Terima Suap dari Tambang Ilegal, Pelapor Mengaku Punya Bukti
Belakangan Juli 2022, Ismail Bolong diberhentikan dengan hormat dari Polri karena permohonan pensiun dini.
Wahyu menambahkan pihaknya juga telah meminta keterangan dari Kapolda Kaltim terkait dugaan tambang ilegal.
"Kapolda menjelaskan karena itu kejadiannya pada Kapolda yang lama, maka diserahkan ke Mabes Polri," ujar Wahyu.
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan dalam waktu dekat pihaknya akan meminta keterangan dengan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Menurutnya proses klarifikasi ini belum bisa dilakukan, karena para pertinggi Polri sedang mempersiapkan keamanan acara G-20 di Bali.
Baca Juga: Ismail Bolong Ngaku Setor Miliaran Hasil Tambang Ilegal ke Kabareskrim, Ini Respons Mabes Polri
"Tentu pada akhirnya kami akan mendalami, karena sudah beredar juga di publik mengenai skema, bocoran tambang ilegal," ujar Wahyu.
Sebelumnya Ismail Bolong mengaku pernah memberikan setoran Rp6 miliar terkait tambang batubara ilegal di Kaltim kepada Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.
Ia menyebut setoran diberikan terkait bisnis tambang batubara ilegal di Kaltim. Dalam video berdurasi 2 menit 33 detik itu, Ismail mengenakan baju berwarna hitam.
Pria itu seperti sedang membaca tulisan di lembaran kertas yang tak terlihat jelas dalam video.
Baca Juga: Soal isu Setoran Uang dan "Perang Bintang" di Tubuh Polri, Ito Sumardi: Kapolri Harus Tegas Selidiki
Ia memperkenalkan diri sebagai Ismail Bolong dan mengaku berpangkat ajun inspektur polisi satu (Aiptu), bintara tingkat dua di kepolisian.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial Ismail mengaku menjadi pengepul batubara ilegal di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.
Saat itu, Ismail menjabat sebagai Satuan Intelijen dan keamanan (Sat Intelkam) Kepolisian Resor Samarinda.
Ismail mengaku menyetor uang Rp6 miliar dalam tiga tahap masing-masing Rp2 miliar, pada bulan September, Oktober, dan November 2021.
Baca Juga: Mahfud MD: Isu "Perang Bintang" di Polri Harus Diredam!
Uang itu bersumber dari penjualan batubara yang dikumpulkan sekitar Rp5 hingga Rp10 miliar per bulan.
Selang beberapa waktu setelah video itu viral, Ismail kemudian menyatakan pernyataannya tidak benar. Ismail Bolong memberikan yang klarifikasi terkait video yang viral di media sosial.
Dalam video klarifikasinya, Ismail mengaku, tidak pernah memberikan uang apa pun ke Kabareskrim.
Ia juga mengaku video testimoni dirinya soal adanya setoran uang ke Kabareskrim dibuat atas tekanan dari Brigjen Hendra Kurniawan yang saat itu menjabat Karo Paminal Propam Polri, pada Februari 2022.
"Saya perlu jelaskan bahwa pada bulan Februari itu datang anggota Mabes Polri dari Paminal Mabes, untuk beri testimoni kepada Kabareskrim, dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra pada saat itu. Saya komunikasi melalui HP melalui anggota paminal dengan mengancam akan bawa ke Jakarta kalau enggak melakukan testimoni," ujar Ismail dalam video klarifikasi, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (7/11/2022).
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV