> >

Susi ART Ferdy Sambo Dicurigai Berbohong, Pakar Hukum: Bisa Terancam Hukuman Sembilan Tahun

Hukum | 4 November 2022, 09:59 WIB
Asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi, saat memberi kesaksian dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar hukum pidana Asep Iwan Iriawan menyebut asisten rumah tangga (ART) Ferdy Sambo, Susi, yang dicurigai berbohong dalam persidangan pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Bharada E atau Richard Eliezer, bisa terancam pidana penjara sembilan tahun.

Ancaman pidana tersebut, kata Asep, bisa dijatuhkan kepada saksi-saksi yang memberikan keterangan palsu sehingga merugikan terdakwa.

"Kalau Eliezer dirugikan, ya dia akan jadi korban karena kesaksian-kesaksian palsu dari para saksi, makanya ancamannya (saksi yang berbohong -red) bukan tujuh tahun, malah sembilan tahun ayat duanya," tegas Asep dalam program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Jumat (4/11/2022).

Ia menilai, apabila majelis hakim sudah yakin bahwa saksi memberikan keterangan palsu, saksi bisa langsung ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

"Kalau di dalam persidangan, seharusnya saksi mengatakan yang dia lihat dan dia dengar, tapi mengarang, apalagi kesaksian palsu dan ketua majelis mengingatkan berkali-kali, udah tetapkan dia ditahan ya," ujarnya.

"Itu aturannya ada," tegas mantan hakim itu.

Baca Juga: Bibi Brigadir J Berlinang Air Mata, Kenang saat Lihat Darah di Jari Jenazah: Tubuh Dia Mau Ngomong

Sebelumnya, pada pemeriksaan saksi dalam sidang Bharada E di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (31/10/2022), Susi dicecar pertanyaan oleh majelis hakim.

Saat akan menjawab pertanyaan hakim, ART Ferdy Sambo itu tampak sering terdiam beberapa saat sebelum berbicara.

Ia juga sering berkata "tidak tahu" ketika menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso.

Hakim Wahyu pun beberapa kali menegur Susi karena diduga berbohong.

"Diatur supaya nggak ketahuan bohongnya," kata Hakim Wahyu saat Susi terdiam sebelum menjawab pertanyaannya.

"Bohongnya keterlaluan kamu ini," ucap hakim yang menangani kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat itu.

Bahkan, ia meminta Susi dipisahkan dari saksi lain untuk mengetahui sejauh mana kebohongan yang dilakukan Susi.

Baca Juga: Kesaksian Seorang ART Sambo: Putri Candrawathi Duduk Selonjor, bukan Tergeletak di Rumah Magelang

“Setelah sidang ini, saudara saksi ini tolong dipisahkan dengan saksi yang lain,” kata Hakim Wahyu.

“Nanti kita akan kroscek dengan saksi yang lain, sejauh mana dia berbohong."

Pasal tentang kesaksian palsu tertuang dalam Pasal 242 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Berikut ini beberapa ayat di dalam pasal tersebut:

(1) Barangsiapa dalam hal-hal yang menurut peraturan undang-undang menuntut sesuatu keterangan dengan sumpah atau jika keterangan itu membawa akibat bagi hukum dengan sengaja memberi keterangan palsu, yang ditanggung dengan sumpah, baik dengan lisan atau dengan tulisan, maupun oleh dia sendiri atau kuasanya yang istimewa ditunjuk untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun.

(2) Jika keterangan palsu yang ditanggung dengan sumpah itu diberikan dalam perkara pidana dengan merugikan siterdakwa atau sitersangka, maka sitersalah itu dihukum penjara selama-lamanya sembilan tahun.

(3) Yang disamakan dengan sumpah yaitu perjanjian atau pengakuan, yang menurut undang-undang umum menjadi ganti sumpah.

Baca Juga: Berlinang Air Mata, Kuat Maruf Bersumpah di Depan Keluarga Brigadir J: Demi Allah Saya Tak Ada Niat

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU