> >

Isu Jatah Menteri PKS, Ketua DPP NasDem Curiga Ada yang Mau Coba Jegal Anies Baswedan

Politik | 2 November 2022, 08:03 WIB
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya di sela-sela Rakernas Partai Nasdem di Jakarta, Jumat (17/6/2022) (Sumber: Tangkapan layar tayangan KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya merasa ada yang perlu dicurigai, ketika ditanya terkait isu jatah dua menteri bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar menarik dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Willy menduga dengan cara-cara tersebut ada pihak yang tak ingin atau menjegal Anies Baswedan maju dalam pemilihan presiden 2024 mendatang. Ia menjawab isu ini dengan nada tinggi kepada para wartawan.

"Kenapa politik kita hari ini dianggap bejat, dianggap kotor, dianggap suram? Narasi-narasi ini mendegradasi, mendegradasi dua ranah. Teman-teman catat ini, mendegradasi PKS, mendegradasi kekuasaan hari ini. You can imagine, kalau narasi ini dikembangkan," jelasnya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/11/2022).

Baca Juga: Memasukkan AHY dan Aher, Demokrat dan PKS Cari Nama Lain Lagi di Bursa Cawapres untuk Anies

Ia menyinggung PKS yang merupakan oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak awal deklarasinya.

"Mereka sudah statement (PKS). Ini narasi yang benar-benar picik," lanjutnya.

Willy juga menganggap perpolitikan yang terjadi kali ini adalah transaksional dan berusaha untuk menjegal Anies Baswedan.

"Begitu juga dengan kekuasaan, bagaimana wajah kekuasaan ini ketika menerima itu? Benar-benar pragmatisme, benar-benar transaksional, dan benar-benar apa yang selama ini berkembang untuk menjegal Anies terjadi," sambung Willy.

Koalisi antara NasDem, Demokrat, dan PKS, jelas Willy telah sepakat bahwa orang-orang yang berpolitik dengan narasi seperti itu tak memiliki pedoman.

Baca Juga: Tunggu Tahapan Legislatif Selesai, PAN Belum Tentukan Capres dan Cawapres untuk Pemilu 2024

"Jadi saya melihat ini orang-orang yang tidak memiliki obligasi terhadap bagaimana majunya republik, sehatnya perpolitikan kita, matangnya demokrasi kita," paparnya.

"Kami tidak yakin itu. Kalau ada orang yang melakukan itu, ya berarti mereka buta mata, buta telinga, dan buta hatinya," ucap Willy.

Sebelumnya, narasi PKS ditawari 2 posisi menteri agar menarik dukungan terhadap Anies Baswedan sempat viral di media sosial.

Penarikan dukungan itu juga berupaya menggagalkan Koalisi Perubahan gagasan NasDem, Demokrat, dan PKS yang setuju mengusung Anies sebagai calon presiden 2024.

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU