Prabowo Belum Deklarasi Capres, Pengamat Singgung soal Strategi: Bakal Dilakukan di Last Minute
Rumah pemilu | 31 Oktober 2022, 06:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai sikap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang hingga kini belum mengumumkan diri sebagai calon presiden (Capres) untuk Pilpres 2024 adalah sebuah strategi.
Ujang menyebut hal itu dilakukan Prabowo agar lawan politiknya tidak melihat dan membaca langkah-langkah yang akan ditempuh olehnya. Sehingga dapat menghindari penghalangan yang mungkin dilakukan oleh lawan politiknya.
"Saya melihatnya sebagai sebuah strategi, kenapa? Agar lawan politiknya tidak melihat dan membaca langkah politiknya Prabowo," kata Ujang kepada Jurnalis Kompas TV Masni Rahmawatti, Senin (31/10/2022).
"Karena kalau sudah dideklarasikan Prabowo sebagai capres lalu lawan politik akan mencari kelemahannya."
Untuk meminimalisir itu, lanjut dia, Prabowo memilih santai dalam konteks soal pencapresan.
Terlebih Menteri Pertahanan ini juga telah memiliki pengalaman tiga kali maju di Pilpres.
Pertama, pada 2009, dia menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Pasangan ini kalah oleh petahana Susilo Bambang Yudhoyono yang didampingi oleh Boediono.
Lima tahun berselang, Prabowo menjadi calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa, namun kalah dari pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Terakhir, pada 2019, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mengalami kekalahan dari pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Sehingga, kata Ujang, pengalaman tersebut membuat Prabowo menghitung langkah-langkah ihwal deklarasi dirinya sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang.
Baca Juga: Sekjen Gerindra Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Putuskan Bakal Capres yang Diusung di Pilpres 2024
Dia pun memprediksi, Ketum Gerindra ini akan mendeklarasikan dirinya sebagai capres di detik-detik terakhir atau last minute.
"Saya melihatnya Pak Prabowo akan deklarasi di last minute. Deklarasinya harus matang, karena kalau tidak, maka akan terjadi kerugian bagi Prabowo sendiri," jelasnya.
Ujang lantas menyinggung deklarasi Capres Partai Nasdem terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Ketika deklarasi pasti sudah dibayang-bayangi serangan lawan politik. Kita tahu seperti Nasdem yang mendeklarasikan Anies sebagai capres langsung di-bully habis habisan," jelasnya.
"Oleh krena itu, sama dengan Prabowo, ketika Prabowo mendeklarasikan dirinya saat ini dalam waktu dekat, maka risikonya akan di-bully dan akan dihajar habis habisan, akan dicari kekurangan kekurangannya."
Hal inilah, kata Ujang, yang dinilai menjadi alasan Prabowo berhati-hati terkait deklarasi dirinya sebagai capres.
"Maka kalau Pak Prabowo mendeklarasikan diri dalam waktu dekat, perhitungannya harus matang. Siapa cawapresnya misalkan, koalisi mana saja yang akan bergabung," jelasnya.
"Oleh karena itu ya tadi, langkah awal langkah politik yang tidak diketahui, santai saja, sehingga pada saat yang tepat Prabowo pasti akan mendeklarasikan diri dengan perhitungan yang matang."
Baca Juga: Sekjen Gerindra Sebut Bila Prabowo Jadi Presiden, InsyaAllah Indonesia Lebih Baik: Wis Wayahe
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV