> >

Elektabilitas Prabowo Terjun Bebas, Massa Pendukungnya Disebut Kecewa, akan Pindah ke Anies?

Rumah pemilu | 29 Oktober 2022, 14:36 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan bersedia dicalonkan kembali sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menurunnya elektabilitas Prabowo Subianto dalam beberapa survei terkini dinilai lantaran keputusannya bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) yang pada Pilpres 2019 lalu menjadi saingannya.

Massa pendukung Prabowo yang kini menjabat sebagai menteri pertahanan, disebut banyak yang kecewa karena keputusan tersebut. 

Analisis itu diungkap peneliti dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro.

Ia menilai, menurunnya elektabilitas Prabowo tak lepas dari kekecewaan para pendukungnya.

"Mungkin saja ada kekecewaan dari sebagian besar pemilih Prabowo Subianto dalam pilpres lalu dengan keputusan Prabowo Subianto untuk bergabung dalam pemerintahan saat ini," kata Bawono, Sabtu (29/10/2022), dilansir Kompas.com

Baca Juga: Pemilih Prabowo-Sandiaga Solid ke Anies, Pendukung Jokowi Merapat ke Ganjar versi Litbang Kompas

Dekat Pemerintah Tak Lantas Kerek Elektabilitas

Bawono lantas menjelaskan, langkah Prabowo bergabung dengan pemerintah belum tentu mendorong elektabilitasnya naik.

Dia menduga, publik yang merasa tidak puas dengan kinerja pemerintah, tidak akan memilih Prabowo pada pemilu presiden (pilpres) 2024.

"Konsekuensi dari hal itu juga adalah kelompok publik merasa tidak puas terhadap pemerintahan saat ini pun tidak akan lagi menjadikan Prabowo Subianto sebagai preferensi pilihan politik mereka," ujarnya.

Bawono memaparkan, berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia sepanjang tahun 2022, nama Prabowo selalu masuk dalam tiga besar bakal calon presiden dengan elektabilitas dua digit.

Ia bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Meski begitu, jika dibandingkan pada periode jelang Pemilu 2019, elektabilitas Prabowo merosot tajam.

Sementara tingkat popularitas mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sudah di atas 96 persen, hampir menyentuh angka 100 persen.

Artinya, hampir seluruh pemilih di Indonesia mengenal Prabowo.

Dengan elektabilitas Prabowo yang masih di kisaran 20 persen dan belakangan menurun, Bawono melihat ada jurang yang tinggi antara tingkat popularitas dan tingkat elektoralnya.

"Jurang lebar ini juga dapat dibaca bahwa tingkat kedisukaan pemilih terhadap Prabowo Subianto tidak setinggi tingkat popularitas," lanjut dia.

Baca Juga: PKB Tegaskan Prabowo-Cak Imin Tetap Duet di 2024: Paling Diinginkan Kader untuk Maju Bersama

Elektabilitas Prabowo di Litbang Kompas 

Sebelumnya diberitakan, dalam survei Litbang Kompas Oktober 2022 yang dirilis pada Rabu (26/10/2022), elektabilitas Prabowo disalip oleh Ganjar yang kini berada di posisi pertama.

Elektabiltias Ganjar sebesar 23,2 persen. Pada Juni 2022, elektabilitasnya tercatat 22 persen. Sedangkan pada Januari 2022, 20,5 persen.

Adapun Prabowo mengantongi elektabilitas 17,6 persen, merosot tajam dibanding survei Juni 2022 sebesar 25,3 persen, dan survei Januari 2022 sebanyak 26,5 persen.

Di bawah Ganjar dan Probowo, ada Anies dengan elektabilitas 16,5 persen. Angka elektabilitas itu naik jika dibandingkan hasil survei Juni 2022 sebesar 12,6 persen, dan survei Januari 2022 dengan capaian 14,2 persen.

Hasil simulasi Litbang Kompas pada Oktober 2022 yang dirilis pada Kamis (27/10/2022) menyebutkan, para pendukung dan pemilih Jokowi-Maruf pada Pemilu 2019 lalu bakal mengalihkan dukungan kepada Ganjar pada Pilpres 2024. 

Sebaliknya, suara pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres lalu akan merapat kepada Anies.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU