> >

Polisi Beberkan Sejumlah Fakta tentang Perempuan Penodong Anggota Paspampres

Hukum | 29 Oktober 2022, 06:07 WIB
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi (kedua kanan), Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan (kedua kiri) dan Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbansops) Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Siregar (kiri), berikan keterangan dalam kasus perempuan yang menodongkan pistol ke personel Paspampres, di Mako Polda Metro Jaya, Rabu (26/10/2022). (Sumber: Fianda Sjofjan Rassat/Antara)

“Terhubung dengan Saudara SI itu BU adalah suaminya, yang sebetulnya dalam struktur, kita curigai atau kita sangka, menduduki jabatan seperti pembantu atau pendamping Bendahara NII Jakarta Utara,” tuturnya.

 

Mahfud sebut radikalisme masih ada di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD angkat bicara terkita aksi Siti Elina, perempuan yang menerobos keamanan Istana Negara, dengan membawa pistol pada Selasa (25/10) lalu.

Mahfud menyebut, aksi tersebut membuktikan bahwa masih ada paham radikalisme di Indonesia.

"Kemarin ada seorang perempuan datang ke Istana membawa senjata FN dan kitab suci, tapi FN-nya kosong. Itu sebagai bukti bahwa radikalisme itu masih ada," kata Mahfud usai memberikan kuliah umum di Universitas Jember pada Jumat (28/10), dikutip dari Kompas.com.

Dia menilai, radikalisme diartikan sebagai sikap dan sebuah paham bahwa yang benar hanya ideologinya sendiri. Sementara paham yang sudah disepakati harus dibongkar dengan berbagai cara.

Baca Juga: Todong Paspampres di Ring 1 Istana Merdeka, Siti Elina Curi Pistol Milik Pamannya yang Pensiunan TNI

Mahfud MD menilai, akar paham radikalisme adalah ketidakmauan menerima kesepakatan hidup bernegara. Lalu diwujudkan dengan berbagai macam bentuk tindakan.

Adapun bentuk tindakannya, misalnya mencibir orang lain yang berbeda, ada yang masuk ke kurikulum, menyusup ke lembaga pendidikan, kemudian melakukan tindakan kekerasan seperti mengancam, mengebom, dan lain sebagainya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Kompas.com


TERBARU