> >

Bertambah, Covid-19 Subvarian Omicron XBB di Indonesia Jadi 4 Kasus, Ini Gejalanya

Update corona | 26 Oktober 2022, 16:33 WIB
Jubir Kemenkes Muhammad Syahril mengungkapkan saat ini ada 4 kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB di Indonesia. (Sumber: YouTube/Kemenkes)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan terdapat penambahan kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB di Indonesia.

Juru Bicara Kemenkes M Syahril menyebut, sebelumnya kasus Omicron di Indonesia hanya satu, namun kini berjumlah empat kasus.

"Di Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2022 kemarin, tercatat penambahan 3 kasus XBB," kata Syahril dalam konferensi pers secara daring, Rabu (26/10/2022) yang ikut dipantau KOMPAS.TV.

"Saat ini di Indonesia ada 4 kasus konfirmasi ya," ujarnya.

Menurut penjelasannya, kasus tersebut merupakan transmisi dari dalam dan luar negeri. 

Adapun gejala yang dilaporkan para pasien Omicron XBB cenderung ringan, yaitu batuk dan pilek.

"Gejalanya ringan, batuk dan pilek," ujarnya.

"Tapi semuanya sudah sembuh, melalui isolasi mandiri tidak ada yang dirawat."

Lebih lanjut, dia mengatakan varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron.

Baca Juga: Merebak di Singapura, Menkes Budi Gunadi Sebut Covid-19 Varian Omicron XBB Telah Masuk Indonesia

"Dan kami tegaskan ulang subvarian XBB ini lebih cepat menular seperti halnya subvarian Omicron yang lalu BA.4 dan BA.4, namun fatality maupun angka kesakitan masuk rumah sakit tidak tinggi," ucapnya.

Omicron XBB teridentifikasi di 26 negara

Sementara itu, menurut penuturan Syahril, subvarian Omicron XBB telah teridentifikasi di 26 negara.

Varian tersebut kemungkinan besar menjadi biang kerok pada tren peningkatan kasus infeksi virus corona dalam satu bulan terakhir di Singapura.

Adapun data dari Kemenkes pada Sabtu (22/10) akhir pekan lalu, kasus pertama subvarian XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

 

Syahril sebelumnya mengatakan gejalanya yaitu batuk, pilek, dan demam.

"Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober” jelas Syahril saat itu.

Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan  melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif Covid-19 varian XBB. 

Baca Juga: Awas, Sudah Masuk Indonesia! Varian Omicron XBB Disebut Lebih Cepat Menular, Ini Gejalanya

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU