> >

Obat Gagal Ginjal Bantuan Australia-Singapura Sudah Sampai di RI, Harganya Rp16 Juta untuk 1 Orang

Kesehatan | 24 Oktober 2022, 05:39 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin (empat dari kiri) membuka acara senam bersama dalam rangka Hari Osteoporosis Nasional di Jakarta, Ahad (23/10/2022). (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, 26 vial obat Fomepizole untuk pengobatan gangguan ginjal akut progresif atipikal (atypical progressive acute kidney injury) telah dibawa ke Tanah Air pada Minggu (23/10/2022).

Budi menyebut Indonesia mendapatkan 10 vial obat Fomepizole dari Singapura dan 16 dari Australia.

"Hari ini (Minggu), di-hand carry, dibawa lewat pesawat, ada orang yang ambil," kata Budi usai senam bersama dalam rangka Hari Osteoporosis Nasional di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Cerita Yanti, Bayinya Usia 1 Tahun Wafat dalam Dua Minggu Akibat Gagal Ginjal, Padahal Jarang Sakit

Budi menyampaikan, obat yang membantu pemulihan pasien gangguan ginjal akut itu sebagai obat langka. Dia juga mengapresiasi dan rasa terima kasih atas bantuan Singapura dan Australia.

"Obat ini masih langka, ya, kita bisa dibantu. Saya telepon menteri kesehatan Singapura sama Australia langsung dikasih," ujar Budi.

Menurut Budi, harga per vial Fomepizole saat ini adalah Rp16 juta.

“Satu vialnya Rp16 juta harganya, itu untuk sementara kita yang nanggung,” kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/10/2022).

Menkes Budi mengatakan telah memesan 200 vial Fomepizole injeksi yang diperuntukkan bagi satu pasien per vial, dengan dosis injeksi 1,5 gram atau 1,5 ml.

Obat itu sebelumnya sudah diuji coba kepada 10 pasien yang sedang dirawat di RSCM Jakarta. Reaksi Fomepizole memicu perbaikan gejala pasien dan sebagian lainnya stabil.

Baca Juga: Kisah Bayi 11 Bulan Selamat dari Gagal Ginjal Akut Setelah Lima Kali Cuci Darah

Diberitakan Kompas TV sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana mendistribusikan obat antidotum (penawar) untuk penyakit gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) ke sejumlah rumah sakit.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam diskusi daring, Sabtu (22/10/2022), mengatakan, obat itu akan didistribusikan ke rumah sakit yang memiliki pasien AKI.

Obat tersebut, kata dia, dipesan dari luar negeri menyusul adanya laporan dari rumah sakit rujukan, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang menyebut pasien mengalami perbaikan setelah diberi obat itu.

"Kemarin langsung beli dan langsung dibawa dari Singapura, dan sudah diberikan kepada pasien yang saat ini masih dirawat di RSCM. Juga akan diberikan kepada seluruh rumah sakit yang merawat pasien gagal ginjal ini," kata dia, dikutip dari Kompas.com.

Berdasarkan laporan RSCM, kata Syahril, ada perubahan yang baik dari para pasien. Setelah mengonsumsi obat, pasien mulai bisa buang air kecil.

Baca Juga: Ditanya Soal Langkah Hukum, YLKI: Kami Menunggu Penyebab Utama Gagal Ginjal Akut

"Perubahannya begini, mulai keluar lagi air kencingnya. Keadaannya juga membaik.”

“Tapi yang stabil juga ada, maka kita tunggu saja. Artinya, reaksi ini ada yang bagus," ungkap Syahril.

Menurutnya, semua biaya yang ditimbulkan dari pembelian obat tersebut akan ditanggung penuh oleh Kemenkes.

Kemenkes berencana mendatangkan obat penawar (antidotum) Fomepizole berjumlah sekitar 200 vial, yang berasal dari Singapura maupun Australia. Vial sendiri merupakan wadah obat dosis tunggal atau multidosis berpenutup karet.

Baca Juga: Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut, BPOM Pastikan 23 Merek Obat Sirop Anak Ini Aman

Obat tersebut nantinya akan disuntikkan beberapa kali ke pasien gangguan ginjal akut misterius.

 

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara


TERBARU