> >

Menkes Ungkap Hasil Pemeriksaan RS: Ada Kristal Tajam di Ginjal Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius

Kesehatan | 22 Oktober 2022, 13:30 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan adanya temuan kristal tajam dalam ginjal anak-anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury/AKI) (Sumber: youtube FMB9ID_IKP)

KOMPAS.TV – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan adanya temuan kristal tajam dalam ginjal anak-anak yang terkena gangguan ginjal akut misterius (acute kidney injury atau AKI).

Adanya kristal tajam tersebut diketahui seusai para dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memeriksa 11 pasien anak-anak yang masih dirawat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan kristal tajam di dalam ginjal 7 dari 11 pasien.

Menurut Budi, pembentukan kristal tajam diakibatkan kandungan zat kimia berbahaya, yang diduga berasal dari konsumsi obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) maupun dietilen glikol (DEG).

"Kalau masuk ke tubuh kita, kita melakukan metabolisme untuk mengubah senyawa kimia tadi. Kalau masuk ke ginjal, jadi kristal kecil tajam-tajam," kata Budi dalam konferensi pers di Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/10/2022), dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Diduga Terkena Gagal Ginjal Akut, 12 Anak Meninggal di Sumatera Barat!

Kristal-kristal kecil tajam itulah, lanjut dia, yang membuat ginjal rusak.

"Kalau masuk ke ginjal jadi kristal kecil tajam-tajam, sehingga rusak ginjalnya. Nah, 7 dari 11 balita (di RSCM) ternyata ada senyawa kimia.”

Ginjal, lanjut Budi, menjadi rusak karena adanya kalsium oksalat, senyawa yang bisa menyebabkan pembentukan batu pada ginjal.

“Jadi itu logikanya," tutur dia.

Berdasarkan data yang ada, kata Budi, penyakit gangguan ginjal akut banyak menyerang anak-anak, umumnya balita, dengan rincian 26 kasus pada bayi di bawah usia 1 tahun, dan 153 kasus pada anak-anak usia 1-5 tahun.

Sementara, pada anak usia 6 hingga 10 tahun ditemukan 37 kasus, dan 25 kasus pada usia 11-18 tahun.

Gejala klinis yang biasanya timbul, yaitu demam, hilang nafsu makan, malaise, batuk pilek, mual, muntah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan diare.

Kemudian berlanjut pada sulit kencing, berupa air seni berkurang, atau tidak ada air seni sama sekali.

"Kita lihat yang masuk RS cepat sekali kondisinya memburuk, sehingga lebih dari 50 persen atau 55 persen meninggal dunia," ucap dia.

Baca Juga: Gagal Ginjal Akut, Bocah Tak Sadarkan Diri 14 Hari Hingga 7 Kali Cuci Darah

Berdasarkan data Kemenkes hingga Jumat (21/10/2022), terdapat 241 laporan kasus gangguan ginjal akut misterius, yang tersebar di 22 provinsi.

Jumlah itu meningkat dari angka sebelumnya, 206 kasus pada Selasa (18/10/2022). Sementara itu, jumlah kematian dari 241 kasus mencapai 133 orang.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU