> >

Mahfud MD: Saya Nggak Peduli Kandungan Zat Kimia dalam Gas Air Mata, Penembakannya yang Penting

Peristiwa | 20 Oktober 2022, 15:12 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD bicara soal penggunaan gas air mata dalam Tragedi Kanjuruhan.  (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan tidak peduli tentang kandungan zat kimia yang terdapat pada gas air mata yang digunakan dalam Tragedi Kanjuruhan. Tetapi, kata dia, gas air mata telah memicu kepanikan dan sesak napas yang akhirnya menyebabkan jatuhnya korban jiwa. 

Hal itu diutarakan Mahfud MD yang juga ketua Tim Gabungan Independepen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, mengomentari hasil survei LSI tentang Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum dan Persepsi terhadap Kanjuruhan yang dirilis pada hari ini, Kamis (20/10/2022).

Mahfud MD bercerita soal hasil TGIPF yang efektivitas dan kredibilitasnya dipertanyakan masyarakat.

"Saya katakan begini, rekomendasi TGIPF di tengah masyarakat jadi pertanyaan, apakah rekomendasi TGIPF ada gunanya? Iya semua jalan," kata Mahfud, Kamis, dipantau dari siaran kanal Youtube LSI. 

Ia lalu bicara soal hubungan FIFA-PSSI dan mengatakan pemerintah tidak bisa ikut campur. 

"Tapi pemerintah sudah bicara dengan presiden FIFA, akan sama-sama transformasi. Ini kerja sama. Itu nanti kita masukkan dalam pembinaan ke depan," kata Mahfud. 

Namun, kata dia, secara yuridis, TGIPF bisa masuk ke sana.

"Kesimpulan tegas. Satu, PSSI wajib tanggung jawab. Kedua, kematian massal disebabkan karena gas air mata, penembakan gas air mata," paparnya. 

"Mungkin gas air mata tidak sebabkan mati langsung, tapi penyemprotan tempat-tempat tertentu panik, nafas sesak, desakan di satu pintu dan mati. Sebabnya gas air mata." 

Ia juga menyebutkan, gas air mata adalah faktor yang membuat banyaknya korban jiwa berjatuhan dalam Tragedi Kanjuruhan. 

"Saya nggak peduli, seberapa besar kandungan zat kimia di gas air mata, itu tidak penting. Karena bukan kimianya kita teliti. Penembakannya yang penting, bikin orang panik berdesak-desakan di pintu sama dan mati," ungkap Mahfud.

Baca Juga: Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Tak Ada Adegan Penembakan Gas Air Mata ke Tribun, Ini Kata Polri

Baca Juga: Perintah Tembakan Gas Air Mata hingga Jenis Peluru di Tragedi Kanjuruhan Bakal Direkonstruksi Polri

Temuan TGIPF 

Sebelumnya seperti diberitakan, hasil investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan menyebutkan, pihak keamanan ternyata tidak hanya menembakkan gas air mata di dalam stadion atau di tribune penonton. 

Pada malam kelam Tragedi Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022, pihak keamanan juga disebut melontarkan gas air mata secara membabi buta sampai ke luar lapangan Stadion Kanjuruhan. 

Poin tembakan gas air mata itu tertuang dalam Hasil TGIPF Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi poin 5E tentang aparat keamanan.

"Melakukan tembakan gas air mata secara membabi buta ke arah lapangan, tribun, hingga di luar lapangan," bunyi hasil investigasi TGIPF. 

Selain itu, pihak kemananan, baik polisi dan TNI, direkomendasikan harus menindak dan menyelidiki para aparat yang melakukan tindakan berlebihan dan di luar komando sehingga mengakibatkan Tragedi Kanjuruhan.

Pihak pengelola stadion yang tidak melakukan pengawasan sehingga membuat banyak korban meninggal di pintu keluar stadion, juga wajib diselidiki.

"Polri dan TNI juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap aparat Polri dan TNI serta pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan pada kerusuhan pasca pertandingan Arema vs Persebaya tanggal 1 Oktober 2022 seperti yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton (tribun) yang diduga dilakukan di luar komando," demikian tertulis di poin 3 Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU