Pengusutan Tragedi Kanjuruhan Mirip Kasus Sambo: CCTV Dihapus hingga Rekonstruksi Janggal
Peristiwa | 20 Oktober 2022, 12:17 WIBRekonstruksi itu harusnya juga menguak fakta penggambaran bagaimana gas air mata yang ditembakkan bisa membuat kepanikan, bagaimana sudut tembakan, dan lainnya.
"Ada suasana atau fakta yang tak bisa digantikan dengan mengubah lokasi rekonstruksi dari Stadion Kanjuruhan ke lapangan Polda Jatim. Misalnya, arah angin dan konstruksi bangunan stadion," jelasnya.
”Rekonstruksi harusnya bisa di lokasi dan kalaupun dilakukan pemeriksaan, pun pemeriksaan tidak harus di polda, tapi di polres. Kenapa harus merepotkan saksi, korban, dan ahli waris korban. Di Polres terdekat bisa," paparnya.
"Makanya, kalau upayanya seperti itu, akhirnya persepsi publik seolah-olah polisi mengada-ada atau melakukan intervensi atau pengondisian pada saksi,” tambahnya.
Baca Juga: Kapolda Jatim Bantah Batalnya Autopsi 2 Korban Tragedi Kanjuruhan Karena Intimidasi Polisi
Mirip Kasus Ferdy Sambo
Bambang lantas menuturkan, model rekonstruksi tidak di lokasi kejadian pun mirip dengan dugaan kasus pelecehan seksual dalam kasus Sambo, yakni dilakukan di lokasi lain dan tanpa saksi.
Tersangka pun sama, yakni para prajurit. Dalam Tragedi Kanjuruhan ini mereka juga berperan sebagai pelaksana lapangan.
”Sampai sekarang polisi belum menyampaikan siapa bertanggung jawab atas tragedi itu. Itu paling penting sebenarnya. Dalam event besar pasti ada penanggung jawabnya. Baik penanggung jawab keamanan maupun event," paparnya.
"Dan, merekalah yang harus ikut bertanggung jawab selain pelaksana di lapangan yang terbukti di lapangan. Misal, kapolres dan kapolda,” sambungnya.
Kepala Polres Malang dan Kepala Polda Jatim, menurut Bambang, adalah penanggung jawab keamanan dan ketertiban di Jatim.
Namun, kata Bambang, mereka justru dimutasi dan sampai sekarang belum dimintai pertanggungjawaban. Harusnya keduanya turut diperiksa untuk kasus pidana.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV