Puskesmas di Jakarta Layani Pemeriksaan Hingga Perawatan Gagal Ginjal Anak, Gratis
Kesehatan | 19 Oktober 2022, 06:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di Ibu Kota Jakarta melayani pemeriksaan gagal ginjal akut secara gratis, untuk mencegah bertambahnya penyakit tersebut menimpa anak di Jakarta.
"Puskesmas, bisa diakses gratis dan layanan sudah lengkap," kata Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/10/2022).
Dia menambahkan laporan kasus penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah dari 42 menjadi 49 kasus di Jakarta. Meski begitu, ia memastikan tidak ada penambahan kasus meninggal dunia.
"Tidak ada penambahan kematian pada balita maupun anak, baik itu kematian diagnosis secara umum maupun gagal ginjal akut," ujarnya.
Ia menyampaikan total di Jakarta saat ini memiliki 44 puskesmas tingkat kecamatan dan 301 puskesmas tingkat kelurahan.
Baca Juga: Enam Anak Meninggal di Medan Karena Penyakit Gagal Ginjal Misterius
Ia meminta masyarakat untuk periksa kembali ke dokter atau fasilitas kesehatan apabila anak di bawah usia enam tahun tidak ada perbaikan setelah dua hingga tiga hari mengalami demam, batuk, pilek, gangguan pencernaan, muntah dan mual.
"Jika kondisi belum membaik dua hingga tiga hari, datang kembali kami anjurkan periksa darah," ujarnya.
Orang tua perlu mewaspadai gangguan ginjal akut di antaranya frekuensi kencing berkurang, hingga warna urine lebih pekat agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan atau dokter.
"Intinya orang tua jangan ragu ketika tidak ada perbaikan bawa ke Puskesmas, pemeriksaan awal sudah sangat lengkap bisa COVID, semua juga gratis, demam berdarah, tifus," ucapnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI sejak Januari 2022 hingga 18 Oktober 2022 sudah ada 49 laporan kasus gagal ginjal akut misterius yang sebagian besar menimpa anak berusia di bawah enam tahun.
Baca Juga: Daftar Gejala Gagal Ginjal Misterius di Yogyakarta, Kencing Keruh Jadi Indikator
Ia merinci sebanyak 36 kasus adalah balita atau 75 persen dan 13 kasus atau 25 persen adalah non balita.
Dari 49 kasus itu, sebanyak 25 orang meninggal dunia, 12 orang dalam perawatan dan 12 lainnya sudah sembuh.
Ia menambahkan berdasarkan wilayah domisili sebanyak 22 kasus ada di Jakarta, sedangkan di Banten (8), Jawa Barat (14) dan luar Jakarta, Bogor, Depok Tangerang Bekasi mencapai lima kasus.
Sebelumnya, Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti menyatakan, biaya perawatan bagi pasien dengan penyakit akut berstatus misterius di Indonesia ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Termasuk kasus gagal ginjal yang sudah dialami oleh lebih dari 100 anak, yang diduga akibat keracunan obat batuk.
Ia pun meminta orangtua dan keluarga yang anaknya mengalami gejala gagal ginjal tersebut, segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat.
Baca Juga: Cara Panggil Ambulans Lewat Nomor 112 dan Aplikasi JakSehat, Gratis Untuk KTP DKI Jakarta
"Sepanjang terindikasi secara medis, BPJS Kesehatan menanggung biaya perawatan pasien dengan penyakit yang disebut masih misterius," kata Ghufron seperti dikutip dari Antara, Jumat (13/10/2022).
Ghufron menjelaskan, peserta BPJS pengidap penyakit mesterius perlu menjalani prosedur perawatan sesuai mekanisme BPJS Kesehatan, di antaranya mendatangi Puskesmas setempat, dan meminta surat rujukan bila harus ke rumah sakit.
Namun jika kondisinya sudah mengkhawatirkan, pasien bisa segera dibawa ke rumah sakit.
"Pasien gawat darurat tidak perlu surat rujukan dan bisa meminta bantuan ambulans bila diperlukan," ujarnya.
Sepanjang prosedur yang sudah ditetapkan BPJS Kesehatan dipenuhi, kmaka peserta berhak atas tanggungan biaya perawatan dari pemerintah hingga sembuh.
"BPJS Kesehatan siap menanggung biayanya selama terindikasi secara medis dan prosedur yang ditempuh sesuai dengan yang kami buat," ucapnya.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara