Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 133 Orang, Ini Identitasnya
Peristiwa | 18 Oktober 2022, 15:06 WIBKOMPAS.TV – Korban meninggal dunia akibat kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada 1 Oktober lalu, bertambah menjadi 133 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo, membenarkan adanya penambahan korban meninggal tersebut paada hari ini, Selasa (18/10/2022).
“Iya benar,” tulisnya dalam pesan WhatsApp pada Kompas TV.
Korban meninggal dunia tersebut atas nama Andi Setiawan (33), warga Jl Kolonel Sugiyono, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.
“Andi Setiawan, 33 tahun.”
Mengenai diagnosa dan penyebab kematiannya, Wiyanto menyebut pihaknya belum merilis.
“Belum dirilis,” ujarnya.
Baca Juga: Ketum PSSI Iwan Bule Minta Pemeriksaan Sebagai Saksi Tragedi Kanjuruhan Ditunda
Sebelumnya Kompas TV memberitakan, korban meninggal dunia tragedi kanjuruhan bertambah satu orang. Total korban tewas tragedi Kanjuruhan menjadi 132 orang.
Korban bernama Helen Pricela berusia 20 tahun mengembuskan napas terakhirnya di RSUD Saiful Anwar Malang, Jawa Timur setelah berjuang selama 10 hari.
Sementara itu, berdasarkan keterangan salah satu dokter RSSA, dr Arie Zainul Fatoni, Helen meninggal pada pukul 14.25 WIB, karena mengalami gagal napas akut.
"Jam 14.25 karena oksigenasi ke paru-paru sangat jelek sekali karena hipoksia, gagal napas akut atau kalau dalam kedokteran namanya akut respiratori distres sindrom berat atau dalam bahas awam yakni gagal napas akut," kata Zainul dikutip dari Kompas.com, Selasa.
"Disebabkan karena injury di luar paru-paru, biasanya karena multitrauma pada Mbak Helen, sehingga mengakibatkan komplikasi berupa injury atau cedera di paru-paru."
Baca Juga: Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan Digelar Rabu di Lapangan Mapolda Jatim
Korban sendiri telah mendapat perawatan selama 10 hari terakhir. Dari awal perawatan, kata dia, korban sudah dalam keadaan kritis.
"Dari awal memang agak kritis, cuma dalam perjalanannya dikabarkan ada perburukan," ujarnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV