Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Kak Seto Minta Ada Fasilitas Khusus Anak di Stadion
Peristiwa | 13 Oktober 2022, 21:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto berharap adanya fasilitas khusus anak di stadion sepak bola.
Hal tersebut, kata dia untuk dapat memberi anak-anak keamanan dari hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Mohon ada tempat khusus untuk anak di stadion maupun tempat lainnya," kata Kak Seto seperti dikutip dari Antara, Kamis (13/10).
Nantinya, ungkap Kak Seto, ketika terjadi seperti kericuhan, maka penonton di area khusus anak dapat lebih dulu diselamatkan karena termasuk kelompok yang paling rentan.
"Sehingga kalau ada kejadian, anak yang pertama kali bisa diselamatkan," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga meminta agar pintu keluar stadion diperbanyak atau adanya pintu darurat sehingga bisa dibuka ketika dalam keadaan mendesak.
Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Butuh Pendampingan Penyembuhan Trauma
Pada Senin (10/10) lalu, Kak Seto mengau telah mendatangi dua orang anak yang ibunya meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang itu.
Kunjungan Kak Seto tersebut dalam rangka untuk memberikan semangat dan dukungan kepada mereka.
Baca Juga: PT LIB Tak Hadiri Undangan Komnas HAM, Beralasan Masih Diperiksa di Polda Jawa Timur
Dia pun menyebut para korban sampai saat ini masih membutuhkan pendampingan penyembuhan trauma.
"Ada anak yang masih memanggil mamanya. Padahal mamanya sudah wafat," katanya.
Tragedi Kanjuruhan, terjadi pada Sabtu (1/10) lalu, setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir dengan kekalahan tuan rumah 2-3.
Tragedi Kanjuruhan ini bermula saat suporter Arema memasuki lapangan. Hal itu justru direspons polisi dengan menembakkan gas air mata, yang juga ditembakkan ke arah tribun.
Sontak hal ini pun memicu kepanikan dan membuat massa berdesak-desakan dan terinjak-injak saat berusaha keluar dari stadion.
Dari tragedi itu sebanyak 132 korban meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
Untuk mengusut kasus ini, pemerintah juga telah membentuk TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.
Adapun TGIPF siap melaporkan hasil temuannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat besok (14/10).
Sementara itu, polisi juga telah menetapkan enam orang tersangka atas Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga: Jokowi Sebut Akan Terima Hasil Temuan TGIPF Tragedi Kanjuruhan Besok
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara