> >

Gangguan Gagal Ginjal Akut Misterius Serang Ratusan Anak Dugaan Awal Keracunan Obat

Kesehatan | 13 Oktober 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi ginjal. (Sumber: iStock Photo/SvetaZi)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelidiki kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak. Dugaan awal, kasus ini dipicu oleh konsumsi obat yang mengandung etilen glikol.

Adapun etilen glikol merupakan senyawa organik tak berwarna maupun berbau dan berkonsistensi kental seperti sirup pada suhu kamar.

Senyawa ini memiliki rasa yang manis dan kerap digunakan untuk tambahan serat pada polyester, minyak rem, kosmetik, dan pelumas.

Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengatakan, dugaan ini merupakan hasil diskusi dengan tim dari Gambia yang mempunyai kasus serupa.

Baca Juga: Menkes Ungkap Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius Sedang Diteliti, Hasilnya Segera Dirilis

"Dugaan ke arah konsumsi obat yang mengandung etilen glikol. Tapi hal ini perlu penelitian lebih lanjut karena tidak terdeteksi dalam darah. Dugaan mengarah ke intoksikasi (keracunan)," kata Syahril, dilansir Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Baru-baru ini dikabarkan 69 anak di Gambia, Afrika Barat, meninggal dunia setelah mengonsumsi obat batuk sirup dengan kandungan senyawa kimia tersebut.

Kemenkes saat ini sudah membentuk tim yang terdiri dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Kementerian Kesehatan telah membentuk tim terdiri dari IDAI dan RSCM untuk penyelidikan dan penanganan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal," ujar Syahril.

Baca Juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius Serang Ratusan Anak, Tim Dokter: Ini Sesuatu yang Tidak Biasa

IDAI menemukan kasus gangguan ginjal akut misterius pada 131 anak di Indonesia. Terdapat beberapa gejala yang muncul dari gangguan ginjal akut misterius ini, mulai dari batuk pilek hingga muntah.

Setelah penderita beberapa hari mengalami batuk, pilek, diare, muntah, dan demam, gejala selanjutnya adalah tidak bisa buang air kecil (BAK). Sebab, tidak ada urine yang muncul seperti penderita dehidrasi berat pada umumnya.

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan, hingga kini belum diketahui penyebab pasti penyakit tersebut.

Penulis : Dian Septina Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU