Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Polri, Tembakan Gas Air Mata Bikin Panik Penonton di Tribun
Peristiwa | 7 Oktober 2022, 07:19 WIB"Proses evakuasi berjalan cukup lama, hampir satu jam, sempat terjadi kendala dan hambatan karena memang terjadi penghadangan," ujar Kapolri.
"Namun demikian semua bisa berjalan lancar dan evakuasi saat itu dipimpin Kapolres Malang."
Namun, pada saat bersamaan juga semakin banyak penonton yang turun ke lapangan, sehingga akhirnya anggota yang bertugas mulai melakukan penggunaan kekuatan.
"Seperti yang kita lihat, ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC Adilson Maringa," ujarnya.
Baca Juga: Komnas HAM Ungkap Ternyata Hanya Ada 2 Pintu yang Terbuka Saat Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Dengan semakin bertambahnya penonton yang masuk ke lapangan, beberapa personel kepolisian menembakkan gas air mata.
Tembakan itu mengakibatkan para penonton terutama yang ada di tribun menjadi panik dan berusaha meninggalkan Stadion Kanjuruhan.
Penonton yang berusaha keluar, khususnya di pintu 3, 10, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala.
Sebab, pintu yang terbuka hanya kurang lebih selebar 1,5 meter. Kemudian, para penjaga pintu juga tidak berada di tempat.
Akibat kondisi tersebut, terjadi desak-desakan yang menyebabkan sumbatan di pintu keluar itu hampir 20 menit.
Baca Juga: Ini Arti dari Simbol 1312 dan Slogan ACAB yang Bermunculan Sejak Tragedi Kanjuruhan
Akibat berdesakan ditambah adanya gas air mata, banyak korban yang mengalami patah tulang, trauma di kepala dan leher.
"Sebagian besar yang meninggal dunia mengalami asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang," kata Listyo Sigit.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur sebanyak 131 orang.
Sementara korban lainnya sebanyak 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV