Soal Biaya Perawatan Korban Tragedi Kanjuruhan di RS, Mahfud MD: Biar Negara yang Urus
Peristiwa | 3 Oktober 2022, 14:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan negara akan mengurus seluruh biaya perawatan bagi korban tragedi Kanjuruhan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Mahfud MD seusai Rapat Koordinasi Penanganan Tragedi Kanjuruhan, Senin (3/10/2022).
“Biar negara yang urus seluruh perawatan bagi yang sakit, yang masih dirawat, dan sebagainya,” ucap Mahfud.
“Perlu obat ini obat itu, perlu rumah sakit ini, rumah sakit itu, supaya dilakukan dengan baik.”
Tidak hanya itu, Mahfud menambahkan negara juga akan mengurus soal penyembuhan trauma (trauma healing) korban-korban tragedi Kanjuruhan.
“Termasuk di dalamnya trauma healing,” tegas Mahfud.
Sebagaimana diberitakan, kerusuhan terjadi seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam lalu.
Baca Juga: Pemerintah Bentuk TGIPF Usut Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Diupayakan Selesai 2 Minggu
Ratusan orang tewas di Stadion Kanjuruhan dan puluhan lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Mahfud, dalam keterangannya, menuturkan Indonesia akan menjadi negara terbesar ketiga yang dunia persepakbolaannya memakan korban jiwa. Jika korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan berjumlah total 125 orang.
“Kalau tidak bertambah, mudah-mudahan tidak bertambah, karena sekarang masih ada yang di rumah sakit dan sebagainya. Kalau tidak bertambah kita ini akan menjadi negara terbesar ketiga yang dunia persepakbolaan yang memakan korban besar di dunia,” kata Mahfud MD.
“Pertama itu Peru, itu jumlah korbannya 328, lalu Ghana 126, dan yang ketiga Indonesia, sekarang dengan jumlah korban 125 korban jiwa.”
Baca Juga: Soal Tentara Lakukan Tendangan Kungfu ke Suporter Arema FC, Mahfud MD Minta Panglima TNI Bertindak
Untuk diketahui, pemerintah telah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai oleh Mahfud MD buntut tragedi Kanjuruhan.
Mahfud mengatakan, TGIPF akan bekerja 2-3 minggu untuk mengungkap jelas tragedi Kanjuruhan hingga siapa yang harus bertanggung jawab.
“(TGIPF) terdiri dari pejabat atau perwakilan kementerian yang terkait, kemudian organisasi profesi olahraga sepak bola, pengamat, akademisi, dan media massa,” ucapnya.
“Nanti akan diumumkan secepatnya itu yang tugas, kira-kira akan bisa diselesaikan diupayakan selesai dalam 2 atau 3 minggu ke depan.”
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV