Mengenal Garebeg Mulud, Perayaan Maulid Nabi Khas Keraton Yogyakarta
Sosial | 28 September 2022, 08:10 WIBGarebeg Mulud merupakan rangkaian akhir dari Upacara Sekaten. Sekaten dimulai pada tanggal 5 bulan Mulud atau Rabiun Awal selama 7 hari.
Gamelan pusaka Kyai Gunturmadu dan Kyai Nagawilaga akan dibunyikan sebagai tanda dimulainya sekaten. Alat musik ini akan dipindahkan dari kraton ke masjid besar untuk dimainkan selama periode sekaten berlangsung.
Dilansir dari Kompas.com, sekaten akan ditutup dengan pembacaan Risalah Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Pengulu Keraton yang diselenggarakan di Masjid Besar Yogyakarta.
Pembacaan tersebut akan dilanjutkan dengan upacara kondur gongso atau mengembalikan gamelan Sekaten ke Keraton.
Baca Juga: Tradisi Grebeg Suro, Warga Tanam Kepala Sapi di Sumber Mata Air
Berakhirnya Sekaten menjadi tanda dimulainya puncak acara dengan berlangsungnya Garebeg Mulud.
Dalam pelaksanaan Garebeg atau Grebeg Mulud, banyak masyarakat yang menunggu gunungan berupa sayuran hingga isi dasar dapur untuk diperebutkan.
Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta berpendapat masyarakat memerebutkan bagian-bagian gunungan itu karena dianggap benda suci dan memiliki kekuatan supranatural.
"Para petani sering menanam bagian dari Gunungan tersebut di sawah dengan harapan akan dijauhkan dari bencana atau nasib sial," kata Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta, dikutip Kompas TV, Rabu (28/9).
Penulis : Danang Suryo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Kompas.com