EKSKLUSIF AIMAN: Laporan Keuangan Konsorsium Judi, Mengalir ke Oknum Polisi
Aiman | 26 September 2022, 06:20 WIBProgram AIMAN, mendapatkan eksklusif, laporan keuangan dari konsorsium judi, yang selama ini dikenal dengan "Konsorsium 303" dan dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo.
Dari hasil laporan keuangan ini, rata-rata Rp20 miliar digelontorkan setiap bulan, dan sebagian besarnya diarahkan dengan kode "Coklat" yang merujuk pada anggota polisi.
Sebelumnya beredar diagram Konsorsium 303. Diagram ini, sempat ramai dibahas. Bahkan termasuk saat rapat antara Kapolri dengan DPR Komisi III.
Sejumlah anggota DPR bersuara, agar kasus Konsorsium 303, yang kerap dikatakan sebagai bagian dari Kerajaan Ferdy Sambo, diusut tuntas kebenarannya.
Di akhir rapat, Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, berjanji akan mengusut isu soal Konsorsium 303 yang dikaitkan dengan Ferdy Sambo.
"Saat ini kami masih mendalami, tim Propam sedang bekerja," kata Kapolri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Ketika itu, diagram Konsorsium 303 mengaitkan dengan Ferdy Sambo. Data yang saya dapatkan terkait dengan aliran uang dari konsorsium ke sejumlah oknum polisi. Saya mendapati data, bahwa banyak nama dari penerima uang konsorsium adalah nama-nama yang saat ini terkena kasus etik, dan sebagian bahkan sudah disidang etik.
Meski ada banyak yang sempat diperiksa, dan belum disidangkan, nama-nama tersebut tercatat menerima uang dari Konsorsium.
Dari Bantuan Kasus, Perjalanan, hingga Cerutu
Saya mendapati sejumlah pengeluaran, sebagian besar hanya menyebut kode "coklat", yang merujuk pada anggota polisi disertai dengan nama penerimanya.
Kebutuhannya mulai dari tiket pesawat, bulanan, hingga kebutuhan pribadi seperti minuman dan cerutu.
Cerutu pada satu bulan misalnya, jumlah total tercatat sebanyak Rp70 juta lebih. Untuk minuman lebih dari Rp50 juta. Sementara untuk bantuan pejabat polisi untuk perjalanan ke Eropa, Rp560 juta.
Adapula tercatat, Pospol Pluit Rp10 Juta, hingga Bantuan Kasus Rekening Medan Rp386 Juta. Entah apa maksud dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini.
Yang jelas, total laporan keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah oknum polisi ini, rata-rata Rp20 miliar setiap bulannya, yang sebagiannya juga digunakan tampaknya untuk kebutuhan operasional pribadi para pemegang uang di konsorsium ini.
IPW: Ini Bukan Hoaks!
Saya mendapatkan laporan keuangan dua bulan, yakni Oktober dan November 2021 lalu.
Atas hal ini, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso, menyebutkan bahwa data ini bukanlah kabar bohong.
"Ini bukan hoaks," ungkap Sugeng kepada saya.
Sugeng meminta Kapolri segera menelusuri kebenaran hal ini. Menurut Sugeng, penelusuran ini bukanlah hal yang sulit. Karena PPATK telah mengumumkan aliran dana judi online saja, jumlahnya Rp155 triliun per tahun. Tentu hal ini dibarengi dengan aliran-aliran dana yang sudah dipetakan oleh PPATK.
Mengenai laporan keuangan konsorsium juga demikian, menurut Sugeng. Sudah terbuka lebar, dan mudah untuk menelusurinya.
Sejauh ini Kadivhumas Polri Irjen Dedi Prasetyo, saat ditanyakan soal perkembangan Kasus Konsorsium 303, juga terkait dengan pembelian tiket pesawat jet pribadi ke Jambi oleh sejumlah polisi dalam kasus Sambo, mengatakan masih dalam pendalaman.
“Itu bagian daripada, dari timsus ya, khususnya dari Wabprof ya,” tutur Dedi kepada wartawan di Gedung TNCC, Senin (19/9/2022).
Tiga Klaster Kasus Sambo
Jika kita kupas Kasus Sambo ini, maka ada tiga klaster alias kelompok kasusnya. Pertama adalah kasus pembunuhan berencana yang memang terus berjalan dan menuju ke pengadilan.
Kedua soal upaya sejumlah oknum polisi yang hendak menghapus jejak pembunuhan Yosua, atau yang dikenal dengan kasus obstruction of justice, juga masih terus berjalan.
Ketiga adalah kasus konsorsium judi yang sebelumnya disebut-sebut adanya Kerajaan Sambo yang melindungi sejumlah kegiatan ilegal, seperti judi online hingga narkoba. Hal ini yang sampai saat ini belum ada perkembangan berarti.
Tak ada kata lain, polisi haruslah mengungkap tuntas tanpa batas. Seperti juga pada tahap awal kasus Sambo, terlalu mahal jika ada segelintir oknum yang dilindungi, tapi merusak muruah institusi.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Penulis : Redaksi Kompas TV Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV